SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk resmi menggebrak sektor keuangan syariah nasional. Dengan langkah strategis dan penuh perhitungan, BTN menuntaskan penandatanganan akta jual beli dan pengambilalihan saham PT Bank Victoria Syariah (BVS) pada Kamis (5/6), dalam transaksi akuisisi bernilai hingga Rp 1,6 triliun.
Momentum besar ini ditandai oleh kehadiran tiga pemimpin puncak korporasi: Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu, Direktur Utama PT Bank Victoria International Tbk (BVIC) Achmad Friscantono, serta Presiden Direktur PT Victoria Investama Tbk (VICO) Aldo Tjahaja.
“Nilainya kurang lebih Rp 1,5 triliun hingga Rp 1,6 triliun,” ungkap Nixon kepada media, merinci besaran transaksi yang mencakup Surat Berharga Negara (SBN) serta loan equity milik BVS.
Langkah BTN ini tak hanya menandai akuisisi biasa. Ini adalah lompatan strategis untuk menguasai ceruk pasar KPR syariah, yang dinilai semakin prospektif di tengah meningkatnya permintaan masyarakat terhadap pembiayaan syariah yang terjangkau dan berbasis nilai-nilai Islami.
“Pasti, langsung ke KPR syariah. Ikut gaya BTN,” ujar Nixon dengan penuh keyakinan, menegaskan bahwa pasca akuisisi, arah bisnis BVS akan langsung diarahkan menjadi bank syariah spesialis KPR.
Dengan akuisisi ini, BTN akan memegang hingga 100% saham Bank Victoria Syariah dengan nilai nominal sebesar Rp 1,06 triliun. Sumber pendanaan berasal dari dana internal BTN yang sudah disiapkan sesuai rencana bisnis bank — tanpa melibatkan pinjaman eksternal atau penerbitan efek baru.
BVS sebelumnya dimiliki oleh Bank Victoria International, Victoria Investama, dan Balai Harta Peninggalan Jakarta. Dengan transaksi ini, struktur kepemilikan BVS sepenuhnya berganti kendali ke tangan BTN.
Setelah transaksi rampung, BTN akan melakukan integrasi menyeluruh dengan menyuntikkan unit usaha syariah miliknya ke dalam tubuh BVS, menjadikannya kendaraan utama untuk menjalankan bisnis KPR syariah. Nixon menargetkan transformasi ini akan tuntas sebelum akhir tahun.
“Setelah kita bayar [Victoria Syariah], kemudian dikosongkan [kredit dan DPK] sesuai perjanjian. Lalu, Oktober baru kita turunkan BTN Syariah ke sana,” jelas Nixon, merinci skema migrasi strategis pasca-akuisisi.
Langkah ini mempertegas komitmen BTN untuk memperluas penetrasi pasar syariah dan menjawab tantangan backlog perumahan nasional dengan pendekatan berbasis syariah. Dengan reputasi BTN sebagai pemimpin pasar KPR konvensional, hadirnya BTN Syariah diprediksi akan menjadi game changer di sektor pembiayaan syariah.
(Anton)