SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Film Abang tentang Taufiq Kiemas direncanakan film akan tayang perdana bulan Juni 2018 mendatang. Film yang digagas Muhammad Yamin dan Imran Hasibuan, penulis skenario Alim Sudio, Direktur Megawati Institut Arif Budimanta, dan Dubes RI untuk Mesir Helmy Fauzi. Dan Rumah Produksi Max Pictures mengangkat kisah hidup mantan Ketua Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas ke layar lebar.
Film tersebut mengangkat pesan moral dari perjuangan suami Megawati Soekarnoputri itu semasa hidup.Mengangkat fase kehidupan mantan Ketua MPR itu waktu remaja, perjuangannya sebagai aktivis Soekarnois, juga perjuangan politik bersama dengan Megawati Soekarnoputri. Sosok Taufiq Kiemas adalah figur yang bisa menjadi teladan bagi generasi muda.
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani merestui pembuatan film mengenai mantan Ketua MPR almarhum Taufiq Kiemas.
“Saya menyambut baik rencana pembuatan film ayah saya. Berharap film ini menginspirasi kaum muda Indonesia, dan memberi harapan terhadap dunia politik negeri ini,” kata Puan Maharani saat menerima tim produksi Max Picture, di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Puan mengharapkan film ini bisa menggambarkan sosok Taufiq Kiemas sebagai seorang ayah dan suami, sebagai politikus, negarawan, dan orang yang bisa bergaul dengan semua kalangan. Dengan begitu, masyarakat lebih mengenal dan memahami sosok Taufiq Kiemas, ujar Puan.
Almarhum Taufiq Kiemas figur yang bijaksana. Sosoknya yang selalu dicintai oleh keluarga, kerabat, dan politikus negeri ini. Kecintaan pada almarhum, telah mengajarkan cara berpolitik santun, humanis yang dengan itu bisa menyelesaikan banyak permasalah bangsa. Taufiq Kiemas layak diangkat dalam sebuah film agar menjadi suri teladan bagi generasi-generasi mendatang, terutama generasi muda, ujar Imran Hasibuan.
Dari perjuangan suami Megawati Soekarnoputri itu, akan dijadikan referensi bagi para tokoh politik bagaimana menyatukan semua tanpa harus terbebani atau terhalangi oleh sekat suku, agama, etnis, dan lain-lain. Karena fase-fase itu sebenarnya adalah inti dari bagaimana beliau menjadi tokoh nasional, tambah Imran lagi.
(tjo; foto ist