SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Capres dari Partai Gerindra Probowo Subianto lebih diuntungkan dalam hal isu ekonomi pasca pandemi Covid-19 bila dibandingkan capres lain. Hal itu terjadi karena tiga tahun pandemi Covid-19 telah membuat isu ekonomi semakin dianggap paling penting oleh mayoritas pemilih.
Demikian temuan penting dari hasil riset terbaru LSI Denny JA yang dirilis pada Senin (29 Mei 2023).
Survei dilakukan secara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner kepada 1200 responden di seluruh Indonesia . Margin of error survei ini sebesar 2.9% dan Survei dilakukan pada tanggal 3-14 Mei 2023.
Survei LSI Denny JA mengungkapkan, Prabowo berada di urutan pertama dengan 56.2%. Diikuti oleh Anies Baswedan dengan 18.7%, dan Ganjar Pranowo diangka 14.8%. Ganjar di urutan ketiga untuk isu strong leader yang menumbuhkan ekonomi.
Data juga menunjukkan, untuk populasi umum, Prabowo bersaing ketat dengan Ganjar. Elektabilitas Prabowo 33.9 persen. Ganjar 31.9 persen. Anies 20.8 persen.
Jika dibandingkan dengan populasi umum, selisih perolehan dukungan Prabowo dan Ganjar hanya sebesar 2%. Tetapi dalam isu strong leader yang mampu menumbuhkan ekonomi selisihnya sebesar 46,1%.
“Semakin isu strong leader tumbuhkan ekonomi meluas, semakin Prabowo menjulang, semakin Ganjar menurun,” paparnya.
Mengapa Ganjar menjadi nomor tiga, tetapi Prabowo semakin menjulang untuk isu strong leader yang tumbuhkan ekonomi? Argumen yang muncul dalam riset kualitatif LSI Denny JA mengemuka beberapa hal.
Pertama, petugas partai versus pendiri/ketua umum partai. Istilah petugas partai melemahkan figur Ganjar dihadapan Prabowo yang merupakan pendiri dan ketua umum partai.
Petugas partai tidak mengesankan strong leader, pemimpin yang mandiri, pengendali partai, apalagi pengendali pemerintah/elit negara.
Kedua, rekam jejak kepemimpinan Ganjar di Jawa Tengah. Jika memimpin satu provinsi saja, Jawa Tengah, Ganjar dinilai gagal soal isu kemiskinan, bagaimana memimpin 38 provinsi?
“Ketiga, rekam jejak dibandingkan dengan capres lain, Prabowo terkesan pemimpin yang diterima di spektrum politik yang lebih luas, untuk kuat memulai kebangkitan ekonomi,” jelas Ardian.
Jika Ganjar di garis Nasionalis, Anies di kubu politik Islam, Prabowo berada di poros tengah. Posisi politik ini memudahkan Prabowo membangun kerjasama dengan spektrum politik yang lebih luas.
Keempat, rekam jejak cita-cita Prabowo soal ekonomi Indonesia menjadi macan asia sudah dikenal luas sejak pilpres 2014, 9 tahun yang lalu.
Prabowo dianggap sudah lebih lama dan intens tenggelam dalam cita cita membangkitkan ekonomi Indonesia untuk lebih menonjol di tingkat dunia.
Kelima, rekam jejak sejak pilpres sebelumnya (2014), prabowo sudah dikenal mempopulerkan mengangkat ekonomi rakyat.
“Jenis ekonomi yang mewarnai pemikiran Prabowo dikenal lebih berwarna kerakyatan, ekonomi yang banyak perhatian kepada mereka yang tertinggal,” terangnya.
Keenam, rekam jejak ekonomi Anies di Jakarta belum diketahui secara luas oleh pemilih Indonesia.
“Ini yang membuat Anies Baswedan belum menonjol soal ekonomi,” tutupnya.
(Anton)