SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-MoonRise Over Egypt merupakan film yang pantas ditonton untuk mengenal lebih dalam tentang sikap kenegarawanan Hadji Agus Salim. Inilah karya Sineas Pandu Adiputra yang sekaligus debut perdana dari rumah produksi Pavillon Petogogan, Kebayoran. Kisah beliau dilayarlebarkan TVS Films bersama Yayasan Indovasi bercerita tentang upaya Indonesia demi mendapatkan pengakuan kedaulatan kemerdekaan di Mesir. Dan segera ditayangkan 22 Maret 2018 mendatang. Sebagai pemeran Agus Salim diperankan seniman kota Jogja, Pritt Timothy Prodjosoemantri, selain Mark Sungkar, Ganda dan Vikri Rasta.
Hadji Agus Salim -1884-1954, sosok pahlawan fenomenal, cerdas, dan humanis. Diplomat ulung yang juga seorang jurnalis. Anak Minang yang berjuluk ‘The Grand Old Man. Seorang guru atau mentor bagi para founding father seperti Bung Karno, Hatta, Sjahrir dan lainnya.
Sosok yang dipanuti para pelajar lantaran diusia 19 tahun berhasil lulus dari HBS (Hogere Burger School) dalam waktu 5 tahun dengan menyandang predikat lulusan terbaik di tiga kota yaitu Surabaya, Semarang, dan Jakarta. Tak heran bila beliau menguasai sedikitnya tujuh bahasa asing; Belanda, Inggris, Arab, Turki, Perancis, Jepang, dan Jerman.
Bahkan RA. Kartini melalui surat yang dikirimkannya kepada Ny. Abendanon, istri pejabat di negeri Belanda yang berwenang menentukan beasiswa, meminta untuk mengalihkan beasiswa kepada Agus Salim. Namun Agus Salim menolaknya. Karena ia tahu, bukan murni atas prestasinya, namun karena atas permintaan seorang bangsawan bernama Kartini.
“Tidak sekedak biopic tapi lebih pasnya adalah terinspirasi kisah beliau yang patut dijadikan pembelajaran bagi generasi muda, para diplomat muda, guru, politisi muda serta Kidz Zaman now,” papar Adie Marzuki sebagai Executive Producer yang diapit oleh pengagasnya, Amir Sambodo yang yakin filmnya ini akan jadi legacy bagi bangsa Indonesia.
Film ini mengajak anak Indonesia dan generasi muda meneladani beliau. Cerita film ini berlatar tahun 1947, saat Agus Salim memimpin perjuangan diplomasi pertama Indonesia. Tokoh lain dalam cerita itu adalah Abdurahman Baswedan, Muhamad Rasjidi, dan Natsier Pamoencak. Moonrise Over Egypt merupakan film sejarah Indonesia terbaru 2018 yang bergenre suspense sejarah. Disutradarai Pandu Adiputra serta diproduseri Amir Sambodo dan Adie Marzuki.
Sinopsis :
Pada bulan April sekitar tahun 1947, empat orang diplomati Idonesia diutus pergi ke Kairo untuk mengupayakan segera adanya pengakuan de jure dari pemerintahan Mesir ke Kedaulatan Indonesia. Mereka yang diutus tersebut yaitu Haji Agus Salim, Mohammad Rasjidi, Nazir Datuk Sutan Pamuntjak dan Abdurrachman Baswedan.
Akan tetapi pekerjaan yang mereka lakukan disana tak sesuai yang diharapkan. Willem Van Recteren Limpurg yang merupakan Duta Besar Belanda untuk Mesir menyusun serangkaian siasat agar empat utusan Indonesia tersebut gagal. Dengan didampingi Cornelis Adriaanse yang merupakan seorang Duta Besar Keliling Belanda, Willem menakuti Pemerintah Mesir. Mereka berdua bersiasat akan mencabut semua dukungan kepentingan luar negeri negaranya terhadap pemerintahan Mesir, jika menyetujui kedaulatan Indonesia.
Gertakan kedua aparat Belanda tersebut langsung membuat takut Nokrasyi, karena politik dalam pemerintahannya jelas akan terganggu. Dia juga dipaksa untuk menangguhkan serta menunda pembahasan tentang Idonesia. Karena penundaan tersebut Agus Salim serta teman-temannya harus pontang panting kurang lebih dua bulan di Kairo.
Hari berganti hari akhirnya Agus Salim mencium siasat jahat serta tak beres Nokrasyi. Agus Salim serta teman-temannya juga mencurigai perintah Belanda berada di balik dalang yang Nokrasyi lakukan dalam pemerintahannya. Akhirnya lambat laun dia mencurigai sadar perjuangannya di Mesir dijegal.
Disisi lain situasi jadi kian parah serta genting ketika tertiup kabar jelek dari tanah air. Kabar tersebut yaitu tentang pergerakan pasukan Nederlandsch Indië Civil Administratie (NICA) yang sedang mengepung beberapa wilayah Republik Indonesia.
Akankah Indonesia berhasi mendapatkan pengakuan de jure? Selayaknya tonton hingga tuntas film sejarah ini …
(tjo; foto dok