SUARAINDONEWS.COM, Bogor-Rangkaian peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) 2021 dengan tema “Keanekaragaman Puspa dan Satwa: Aset Dasar Pemulihan Ekonomi Nasional” yang diperingati pada 5 November, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Dirjen KSDAE KLHK), Wiratno mengajak masyarakat Bogor, Provinsi Jawa Barat untuk mencintai puspa dan satwa nasional melalui podcast Edukasi Cinta Puspa dan Satwa sekaligus Pameran Fotografi Satwa Liar di area Mall Boxies 123, Bogor dari 3 sampai 5 November 2021.
“Saya kira acara seperti ini sangat bagus, apalagi diselenggarakan di Mall untuk semakin mendekati ke generasi milenial perkotaan akan isu-isu pelestarian alam khususnya satwa dan puspa,” tutur Wiratno dalam keterangan resmi, Jumat (05/11/2021).
Menurut Dirjen KSDAE KLHK, tema ini mencerminkan keinginan menjadikan perlindungan dan pelestarian Puspa dan Satwa sebagai salah satu jalan memulihkan ekonomi nasional dimasa-masa Pandemi COVID-19.
Sedangkan tujuan penetapan HCPSN pada 5 November, lanjut dia, adalah agar dapat meningkatkan kepedulian masyarakat atas perlindungan, dan pelestarian puspa dan satwa nasional.
“HCPSN pertama kali diprakarsai oleh Presiden Soeharto pada 1993 dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional,” imbuh dia.
Lebih lanjut Dirjen KSDAE KLHK menjelaskan, Balai Taman Nasional Halimun Salak (TNHS) menjadi penyelenggara kegiatan HCPSN karena merupakan salah satu kawasan konservasi alam yang letaknya paling dekat dengan Ibu kota Jakarta.
Keberadaan TNHS dinilai melindungi hutan yang berada di sekitar Gunung Halim dan Gunung Salak turut berkontribusi dalam menjaga keseimbangan alam hingga ke Ibu Kota Jakarta.
“Menyelamatkan hutan di Halimun Salak ini berarti kita juga menyelamatkan masyarakat. Salah satu contohnya adalah hutan yang terjaga di Halimun Salak akan menyelamatkan macan tutul yang merupakan top predator di situ, terkait rantai makanan yang terjaga sehingga sampai mikroba pun akan terjaga.,” jelas dia.
Selan itu, kelestarian hutan di TNHS juga dinilai turut berkontribusi dalam pengendalian perubahan iklim di Indonesia, terkait dengan target penyusutan karbon melalui sektor kehutanan dan pengunaan lahan aau Forestry and Lad Use (FoLU Net Sink Carbon) selambat-lambatnya pada 2030 dan emisi nihil atau “Net Zero Emission” pada 2060.
Kepala Balai TNHS Ahmad Munawir berharap kerjasama yang baik antar semua pihak dalam bentuk kolaborasi terus ditingkatkan untuk menjaga kelestarian hutan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak.
“Kolaborasi mitra dan masyarakat penting untuk keberhasilan kerja kita disini. Saya harap kedepannya kerja kita semua akan lebih baik lagi, dan semoga penyelenggaraan acara ini bermanfaat bagi kita semua,” pungkasnya.(A Suhartono).