JSUARAINDONEWS.COM, Jayapura-Anggota MPR RI Willem Wandik melakukan tugasnya sebagai anggota MPR RI untuk memasyarakatkan Empat Pilar Kebangsaan yaitu: Pancasila (sebagai Dasar dan Ideologi Negara), UUD 1945 (Konstitusi Negara), Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai (bentuk negara) dan Bhineka Tunggal Ika (Semboyan Negara) di daerah pemilihannya Papua.
Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan kali ini diselenggarakan ditengah-tengah pemuda/i Kristen yang tergabung dalam Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) GAMKI.
Pada pemaparannya terkait persatuan dan kesatuan Willem mengambil contoh peristiwa-peristiwa penting yang menyulut rasa kebersamaan dan memperkuat kesatuan paska terjadinya hal yang membuat runtuh rasa persatuan di tanah Papua ini.
Yang pertama, berakhirnya perbedaan persepsi, pandangan, harapan dari masyarakat di tanah Papua saat pencalonan dan terpilihnya putra terbaik Papua menjadi Sekretaris Daerah Provinsi Papua. Terjadi perbedaan pandangan di tengah masyarakat yang menghiasi media sosial hampir 11 bulan lamanya, selain demo-demo kecil yang terjadi di Jakarta maupun di Jayapura tanpa ada unsur kekerasan sama sekali dan diakhiri dengan adanya Serah Terima Jabatan tersebut,pada Selasa (16/3/2021).
Kedua, terkait masih adanya perbedaan pandangan terhadap keberlanjutan implementasi Otonomi Khusus berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001. Ada yang pro dan kontra terhadap kebijakan otonomi khusus ini, yang diluapkan melalui tulisan secara akademis, tulisan pendapat di media online sampai demo di depan istana Presiden di Jakarta.
Meskipun, saat ini sudah dibentuk Tim Panitia Khusus di DPR RI untuk mengkaji terkait keberlanjutan Otonomi Khusus ini dengan melibatkan anggota DPR dan DPD dari Daerah Pemilihan Papua. Akan tetapi demo yang terjadi tidak sampai menimbulkan huru-hara dan kegaduhan yang dapat merugikan baik negara maupun masyarakat lainnya.
Hal ini menunjukkan Demokrasi yang baik telah berjalan di Tanah Papua dan kedewasaan masyarakat telah tumbuh didalam menyikapi perbedaan itu dengan bijaksana. Jadi demokrasi yang masyarakat papua lakukan dapat menjadi contoh bagi masyarakat di wilayah yang lain, pungkasnya.
Willem pun menegaskan bahwa peristiwa-peristiwa tersebut harus dijadikan pijakan bagi setiap aktivis angkatan muda Kristen yang ada di Papua ini didalam menyelesaikan setiap persoalan dan perbedaan yang terjadi.
“Saya yakin tanpa ada unsur intervensi dari luar Papuapun, setiap permasalahan sesungguhnya dapat diselesaikan meskipun mungkin tetap melalui proses-proses penyelesaian, ” kata Ketua Umum DPP GAMKI ini melalui keterangan tertulisnya.
Pada kesempatan ini Willem pun mengingatkan aktivis Angkatan Muda Kristen di Papua untuk memberikan dukungan terhadap pelaksanaan Otonomi Khusus Papua sebagai media untuk pembangunan tanah Papua yang lebih baik lagi. Tanpa dukungan kalangan pemuda maka kurang bermakna pembangunan Papua ini, Ujar Willem yang juga sebagai salah satu anggota Pansus Otonomi Khusus, DPR RI ini.
Realisasi dari implementasi 4 Pilar Kebangsaan di tanah Papua ini sudah menjadi urat nadi kehidupan sehari-hari orang asli Papua dengan caranya sendiri sehingga komitmen OAP terhadap bangsa dan negara RI ini tidak perlu diragukan lagi.
Sebagai kata penutup pelaksanaan kegiatan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ini, Willem Kembali mengingatkan kontribusi aktif apapun berdasarkan potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh Angkatan muda Kristen yang ada di tanah ini untuk pembangunan Papua yang lebih mandiri, berdaulat dan sejahtera kehidupannya dengan tetap dalam wadah NKRI.(Bams)