SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Kementerian Perdangan – Kemendag- RI terus melakukan peningkatan kinerja perdagangan dari mulai komoditas tradisional maupun non tradisional. Hal itu terlihat dari neraca perdagangan diera pandemi sampai akhir bulan Desember 2020 nilai ekspor meningkat.
“Masa pandemi adalah masa yang sulit namun memasuki satu tahun lebih kemendag terus melakukan inovasi terbukti sampai Desember2020 neraca perdagangan Indonesia surplus US$21,74 miliar,” tegas Wakil Menteri – Wamen – Kemendag Jerry Sambuaga kepada suaraindonews.com di ruang kerjanya di Kemendag Jakarta, Kamis (25/3/2021).
Jerry menjelaskan tren neraca perdagangan Indonesia akan terus meningkat salah satunya dengan sosialisasi Hasil Perundingan Perdagangan Internasional IA-CEPA dan mengajak seluruh pemangku kepentingan bersiap menghadapi implementasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
“Kita akan memonitor, memelihara, dan menjaga perundingan-perundingan perdagangan, khususnya IA-CEPA yang memfasilitasi kolaborasi antara Indonesia dan Australia dengan memanfaatkan keunggulan negara masing-masing untuk menyasar pasar di kawasan atau di negara ketiga. Contohnya pada industri makanan olahan berbahan dasar daging dan gandum yang didatangkan dari Australia dan diolah di Indonesia untuk tujuan Timur Tengah. Manfaat keempat ini lazim disebut sebagai konsep economic powerhouse yang dapat diterapkan pada industri lainnya khususnya industri jasa agar implementasinya berjalan baik. Selain itu, Kemendag akan memfasilitasi UMKM untuk dapat memanfaatkan berbagai perundingan perdagangan internasional,” jelas Wamendag.
Jerry mengatakan Kemendag tengah berfokus pada penyelesaian perundingan dan membuka kerja sama dengan negara-negara nontradisional. Sebanyak 22 perjanjian dagang dengan negara mitra telah diselesaikan, 13 mulai berlaku, dan 9 dalam proses ratifikasi. Selain itu Indonesia juga sedang merundingkan 8 perjanjian perdagangan dan meninjau ulang 3 perjanjian yang sudah berlaku.
“Disamping itu untuk mendiversifikasi pasar ekspor dan mengurangi eksternalitas ekonomi negara mitra terhadap neraca perdagangan Indonesia, Kemendag juga sedang menjajaki 21 perjanjian baru, 18 di antaranya merupakan perjanjian bilateral dengan negara mitra nontradisional di kawasan Afrika, Amerika Latin, Eropa Timur, dan Pasifik,” pungkasnya.(Heri S)