SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Pernyataan Gubernur BI dalam rangkaian presidensi G20 di jakarta mengatakan bahwa Perkembangan aset kripto saat ini cukup pesat. Sehingga, bila tidak dipantau secara baik, dikhawatirkan dapat menimbulkan instabilitas terhadap pasar keuangan global maupun terhadap perekonomian, Di sisi lain, anggota G20 juga menekankan pentingnya melanjutkan kajian implikasi mata uang digital bank sentral (CBDC) terhadap sistem moneter dan keuangan internasional.
Dinar Wahyu Saptian Dyfrig atau dikenal dengan Wahyu Kenzo merupakan pemerhati sekaligus pelaku dalam bidang kripto menyampaikan di Indonesia kripto termasuk komoditas bursa berjangka yang boleh digunakan sebagai investasi atau komoditas yang diperjualbelikan para pelaku pasar.
Dan berdasarkan pantauannya akumulasi transaksi kripto tahun 2021 mencapai Rp859,4 triliun, jauh lebih banyak dibandingkan transaksi tahun 2020 di angka Rp65 triliun.
“Saya berharap ketika ekosistem ekonomi digital Di Indonesia dapat berkembang baik sehingga mampu sejajar dengan negara-negara yang sudah lebih dahulu menggunakan kripto”, ujar wahyu kenzo
Kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi juga dinilainya menjadi salah satu alasan generasi muda, yang identik dengan mudah dan cepat, untuk ramai-ramai bertransaksi kripto.
Sejalan dengan hal tersebut berdasarkan informasi yang dihimpun kripto menyentuh 11,2 juta hingga Januari 2022. Sebanyak 90 persen merupakan generasi milenial dengan usia 20-30 tahun. #Wahyukenzo #kripto #dinarwahyu (Tumpak, S)