SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Kementerian Perdagangan terus berupaya mendorong ekspor untuk mendorong pemulihan perdagangan dan meningkatkan kinerja perdagangan Indonesia.
Sejumlah cara akan ditempuh seperti mempercepat penyelesaian perjanjian perdagangan dan mengidentifikasi produk-produk dalam negeri yang berpotensi menjadi komoditas ekspor.
Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dalam diskusi panel virtual BRI Group Economic Outlook, Kamis (28/1/2021).
“Perjanjian perdagangan kawasan penting untuk dilakukan. Di kawasan ASEAN, Indonesia adalah negara terbesar dan strategis. Hal ini dapat menunjukkan ke komunitas internasional bahwa Asia Tenggara adalah kawasan yang diperhitungkan sehingga bisa menjadi hub untuk berinteraksi dengan kawasan-kawasan lain,” ungkap Wamendag Jerry.
Wamendag Jerry menambahkan, peran penting Indonesia pada penyelesaian perjanjian perdagangan di kawasan seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) juga ikut menunjukkan bahwa posisi Indonesia strategis dan signifikan di mata internasional.
Terkait produk berpotensi ekspor, Wamendag Jerry melihat ada potensi besar dari produk-produk digital buatan dalam negeri, misalnya di sektor gim daring dan produk-produk simulator untuk keperluan kesehatan maupun militer.
Menurutnya, produk-produk seperti gim daring dan produk simulator tersebut dapat menjadi terobosan ekspor komoditas Indonesia.
“Indonesia punya itu. Kita bisa lakukan business matching dengan vendor-vendor di luar negeri. Terobosan seperti ini yang harus kita kembangkan, bagaimana kita melihat produk-produk digital itu bisa dijadikan produk ekspor andalan,” kata Wamendag Jerry.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Kasan juga bergabung dalam acara yang sama sebagai panelis dalam sesi Panel Korporasi. Di sesi tersebut Kasan mengatakan, menjaga pasar dan ekspor produk utama Indonesia, serta meningkatkan penetrasi ke pasar nontradisional juga merupakan bagian dari strategi perdagangan luar negeri yang akan ditempuh saat ini.
“Nilai ekspor ke pasar-pasar nontradisional relatif belum signifikan, tetapi pasar nontradisional seperti Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin memiliki potensi yang cukup besar,” kata Kasan.
Kasan juga mengatakan, melalui program peningkatan ekspor, Kemendag terus berupaya meningkatkan ekspor produk-produk yang bernilai tambah.
“Upaya ini ditempuh melalui program pengembangan produk ekspor, pengembangan sumber daya manusia di bidang ekspor, dan promosi dagang. Kemendag akan terus memfasilitasi pengusaha Indonesia untuk melakukan promosi ke berbagai negara,” kata Kasan.
Selain itu menurut Kasan, pertumbuhan perdagangan Indonesia di tahun 2021 ini tidak bisa lepas dari faktor internal di dalam negeri dan eksternal di negara tujuan. Faktor internal yang utama saat ini adalah upaya penanganan pandemi Covid-19 di dalam negeri.
Hal ini karena penanganan pandemi turut mempengaruhi kondisi ekonomi, yang juga akan berdampak pada perdagangan.
“Tingkat pemulihan yang juga berdampak ke perdagangan akan dibaca sebagai kondisi yang gradual sampai awal tahun depan. Faktor internal lainnya meliputi dukungan fiskal yang dilakukan pemerintah untuk memulihkan ekonomi dan menemukan cara untuk mendorong konsumsi di dalam negeri, terutama kelas menengah karena porsinya yang lebih besar daripada kelas atas,” ungkap Kasan.
Sementara itu, faktor eksternal meliputi kondisi pandemi Covid-19 di negara tujuan yang mempengaruhi kebijakan karantina wilayah di negara tersebut.
Kasan berharap faktor eksternal lainnya seperti kondisi geopolitik dan isu perang dagang dapat melunak di tahun ini. (wwa)