SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Anggota Komisi XII DPR RI, Totok Daryanto, menyampaikan pentingnya peran legislatif dalam mendorong penggunaan energi terbarukan, khususnya biomassa, sebagai pengganti energi fosil. Dalam Forum Legislasi bertema “RUU EBT, Peran DPR dalam Mendorong Penerapan Energi Terbarukan” yang digelar oleh Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) di Gedung Nusantara I, Senayan, Daryanto mengungkapkan bahwa Indonesia sebagai negara tropis kaya akan bahan hayati, seperti pohon kamal, kaliandra, dan sekam padi, dapat mengubahnya menjadi energi terbarukan, seperti pellet.
“Yang penting adalah bagaimana setiap isu yang didiskusikan bisa disimpulkan menjadi sebuah norma, di mana Indonesia yang kaya dengan sumber hayati bisa memanfaatkan teknologi biomassa untuk menggantikan energi fosil.”
Daryanto menjelaskan bahwa salah satu bentuk pemanfaatan bahan hayati ini adalah dengan membuat pellet, yang merupakan bentuk energi terbarukan. Pellet adalah bahan padat yang terbuat dari bahan organik, seperti limbah pertanian atau kayu, yang diproses menjadi butiran kecil dan padat. Pellet ini dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, yang memiliki efisiensi energi tinggi dan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil seperti batu bara.
“Ke depan, Indonesia bisa menjadi eksportir terbesar di dunia untuk produk pellet, dan kita bisa menggantikan energi primer kita dengan bahan yang terbarukan,” tambahnya.
Pellet dapat digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang mengandalkan bahan bakar terbarukan. Daryanto optimis bahwa Indonesia, dengan kekayaan sumber daya hayati yang dimilikinya, memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri pellet global.
Untuk mewujudkan hal ini, Daryanto menekankan perlunya dorongan dari regulasi yang jelas. Negara harus memiliki kewajiban untuk melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai potensi energi terbarukan ini dan memberikan insentif bagi investor. Selain itu, perlu juga adanya kemudahan dalam perizinan dan permodalan untuk mendukung sektor ini berkembang.
(Anton)