SUARAINDONEWS.COM, Bogor-Tepat pukul 10.00 WIB, Pencanangan Gerakan Kampanye Film Indonesia di 5 Kota serentak dilakukan, dibuka langsung oleh Abu Hanifah, selaku Kasubbag Keuangan dan Rumah Tangga Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Pusbangfilm Kemendikbud), bersama Forum Wartawan Hiburan (Forwan) Indonesia dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi DKI Jakarta di Wisma Arga Mulya Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/12/2017).
Kegiatan pencanangan yang dikemas dalam ‘Semiloka Kampanye Film Indonesia’, Pusbangfilm Kemendikbud bersama FORWAN menyepakati ‘Tonton Film Indonesia Berkualitas’ menjadi Kampanye Film Indonesia yang akan mulai digulirkan mulai tahun 2018 nanti secara massif. Seperti diketahui kampanye serentak film Indonesia ini ada di 5 Kota diantaranya, Bandung, Jakarta, Malang, Maros (Sulawesi Selatan) dan Padang.
Menghadirkan Produser Film Ody Mulya Hidayat, Jimmy Harjanto dari Gabungan Pengusaha Bioskop Indonesia (GPBI), dan Benny Benke, budayawan yang juga wartawan yang concern pada perkembangan film Indonesia, memberikan catatan penting bahwa masih dibutuhkannya peran pemerintah di tengah-tengah stakeholder perfilman Indonesia, dalam pembinaan serta pengembangan film. Hanya saja perlu diingatkan, jelas Benny Benke yang kerap terjadi justru ketika eksekutif sudah memahami persoalan film Indonesia, tak lama kemudian dialihtugaskan. Ini menjadi persoalan klasik dan selalu berulang dalam mengembangkan perfilman di Indonesia.
Sementara Ir.Budi AC Nurdin, selaku Dewan Pengawas FORWAN menambahkan perlu disiasatinya content maupun packaging dari Kampanye Film Indonesia yang mendekati pasar milenial yang tengah berkembang pesat dewasa ini. Sehingga Kampanye Film Indonesia dapat menjadi sesuatu yang menginspirasi dan tidak membosankan.
Oleh karenanya, jelas Abu Hanifah memajukan Film Indonesia berkualitas menjadi tanggungjawab yang besar dan hal itu tidaklah gampang. Melalui Semiloka Kampanye Film Indonesia justeru Pusbangfilm membuka lebar segala bentuk kerjasama dalam memajukan Film Indonesia bersama FORWAN dan juga lembaga-lembaga lainnya. Apalagi UU tentang Film telah mengaturnya, namun film-film kita belum menjawab apa yang sudah diatur oleh UU itu.
Sedangkan Oddy Mulya Hidayat selaku produser film dalam semiloka mencatat untuk menumbuhkan rasa cinta Film Indonesia, bukan saja butuh peran pemerintah untuk mengaturnya namun juga butuh peran dunia perbankan dalam menopang produksi dari karya film para sineas-sineas terbaik Indonesia. Dan catatan penting lainnya bagi film maker, lanjut Oddy yakni bagaimana menghasilkan film berkualitas tapi banyak ditonton oleh masyarakat.
Sementara bagi Jimmy Harijanto selaku pengusaha bioskop Indonesia, tak hanya kampanye film Indonesia yang perlu disiasati tapi jumlah layar bioskop juga harus disiasati dengan ditambah jumlahnya. Jika sekarang ada sekitar 1.000an layar bioskop, maka setidaknya ada 2.000 sampai 3,.000an layar bioskop yang harus disiapkan. Sehingga akan semakin banyak film-film Indonesia yang bisa ditayangkan di bioskop dan semakin memberi kesempatan para film maker untuk membuat film yang berkualitas tapi banyak di tonton masyarakat.
Sebelum mengakhri Semiloka, Abu Hanifah mengingatkan bahwa akan banyak kegiatan dan program Kampanye Film Indonesia di tahun 2018, baik melaluinCar Free Day, sekolah-sekolah, universitas-universitas, videotron, billboard, busway, bandara dan sebagainya. Karena sukses film tidak hanya dari penonton saja, tapi pentingnya pendidikan dan menjaga budaya bangsa, serta pentingnya bimbingan orangtua saat anak-anak kita menonton sebuah tayangan.
(tjo; foto ist