SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – GeNose alat deteksi Covid-19 yang diberlakukan wajib bagi penumpang kereta jarak jauh Indonesia yang dituangkan didalam surat edaran Kementerian Perhubungan Nomor 11 Tahun 2021 bersama dua alat tes lainnya yaitu rapid antigen, dan tespolymerase chain reaction (PCR) atau Swab PCR.
GeNose merupakan alat hasil karya ahli di universitas Gajah Mada (UGM) yang dianggap memiliki keunggulan dari segi cara yang lebih mudah dalam penggunaannya serta lebih efisien daripada alat tes Covid-19 lainnya.
Lalu beberapa waktu kemarin kita juga mendengar kabar mengenai vaksin Nusantara yang dikembangkan oleh Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bersama Universitas Diponegoro (UNDIP) telah memasuki tahap uji klinis fase II.
Melalui keterangan resminya Sabtu (20/02/2021), Wakil Ketua DPD RI, Sultan B Najamudin menyampaikan sangat antusias terhadap dukungan yang diberikan pemerintah melalui kementerian kesehatan dan kementerian yang terkait atas dukungan serta ruang bagi pengembangan karya yang dihasilkan oleh anak bangsa.
“Saya banyak membaca referensi tentang alat tes GeNose dan Vaksin Nusantara yang sedang dikembangkan. Dan saya sangat bangga atas temuan-temuan tersebut, sebab anak Indonesia mampu menunjukkan kepada dunia internasional bahwa kita memiliki banyak sumber daya manusia yang handal dalam bidang apapun, termasuk dalam bidang kesehatan”, pintanya.
Menurut data kementerian kesehatan saat ini sudah kurang lebih 18 ribu orang menggunakan alat tes GeNose covid-19 di Indonesia. Dan itu tersebar dibeberapa stasiun kereta api.
“Jika fakta dilapangan menunjukkan bahwa GeNose efektif dan lebih efisien dalam memotong penyebaran mata rantai Covid-19, maka saya berharap pemerintah harus mendorong regulasi penggunaan alat tes tersebut bukan hanya berfokus di stasiun kereta api, tetapi juga ke seluruh bandara domestik dan Internasional”, tegas Sultan B Najamudin Senator muda dari daerah pemilihan provinsi Bengkulu tersebut.
Sedangkan khusus Vaksin Nusantara saat ini Wakil Ketua DPD RI juga menyoroti tentang pengembangan vaksin Nusantara yang lebih banyak diurusi oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) dan Universitas Diponegoro (Undip).
“Walaupun vaksin Nusantara masih dalam uji klinis dan dalam tahap pengembangan dibawah naungan Undip atau Kemerinstek/BRIN, saya meminta Kemenkes melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) juga wajib ikut terlibat dalam penelitian pengembangan vaksin Nusantara”, tuturnya.
Senator muda ini mengharapkan baik GeNose maupun vaksin Nusantara dapat menjadi kebijakan khusus dalam pengembangan ataupun penggunaannya di Indonesia nanti. Karena menurutnya, hal ini bukan hanya tentang bagaimana kita menunjukkan solidaritas kebersamaan dalam melawan pandemi Covid-19, tetapi juga bentuk sikap kita dalam menghargai setiap karya dari anak bangsa yang berkontribusi dengan sebesar-besarnya demi kemajuan negara.
“Saya berharap tim ahli dan seluruh pihak yang terlibat dalam pengembangan alat tes kesehatan GeNose bersama peneliti pengembangan vaksin Nusantara dapat dipanggil oleh Bapak Presiden ke Istana dalam rangka bagaimana pemerintah memberikan dukungan (baik tekhnis maupun non tekhnis) sekaligus penyematan penghargaan kepada mereka putera-puteri terbaik Indonesia”, tutupnya. (EK)