SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Ketua umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si (Herbal) mengatakan temulawak menjadi salah satu solusi mencegah stunting pada anak karena berkhasiat menambah nafsu makan.
“Manfaat spesifik temulawak pada anak meningkatkan nafsu makan. Dengan nafsu makan baik berharap berat badan normal, tumbuh kembang dan tinggi badan normal sehingga bisa mencegah stunting akibat berat badan kurang,” ucap Inggrid dalam gelar wicara inovasi temulawak untuk kesehatan di Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Stunting, kata Inggrid, merupakan gangguan tumbuh kembang anak pada 1.000 hari pertama kehidupan akibat kekurangan nutrisi yang sifatnya kronis dan infeksi berulang pada anak sehingga anak gagal tumbuh dan terjadi weight faltering berat badan tidak naik.
Salah satu faktor risiko stunting adalah kurangnya nafsu makan pada anak. Temulawak dinilai bisa mengatasi faktor risiko tersebut karena bersifat koleretik, yaitu bisa mempercepat pelepasan empedu yang mengaktifkan enzim pencernaan.
Senyawa curcuminoid dalam temulawak juga dapat mempercepat pengosongan lambung dan melancarkan penyerapan dan pencernaan lemak di usus sehingga mengaktifkan hormon yang bekerja dan meningkatkan nafsu makan anak.
Diharapkan dengan mengonsumsi temulawak, nafsu makan anak bertambah sehingga tubuh mendapatkan nutrisi dan gizi seimbang untuk mencegah stunting.
“Temulawak memicu nafsu makan karena sifat koleretik mempercepat pengosongan lambung dan terminatif, jadi, gas cepat keluar dan membantu kesehatan sistem cerna,” kata Inggrid.
Kandidat Doktor Filsafat Ilmu Pengobatan Tradisional Indonesia itu mengatakan temulawak secara tradisional sudah digunakan untuk jamu dengan cara memarut, memeras dan merebusnya untuk menyaring bahan zat aktif berguna yang ada di temulawak.
Selain menambah nafsu makan baik untuk anak maupun dewasa, manfaat lain dari temulawak yang terkenal adalah untuk memelihara fungsi hati dalam melakukan fungsi detoks.
Temulawak, dengan nama latin Curcuma xanthorrhiza, juga bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan menjaga daya tahan tubuh atau imunitas yang menjadi pilihan masyarakat saat pandemi COVID-19 tiga tahun lalu. Temulawak mengandung xanthorrizol yang mengandung minyak atsiri dan curcuminoid yang menimbulkan khasiat antioksidan, anti peradangan, meningkatkan sistem imun atau imunomodulator.
Zat itu juga bisa menurunkan lemak darah, kolesterol jahat serta meningkatkan kolesterol baik dan anti kanker.
“Saat pandemi COVID-19, masyarakat Indonesia di antaranya memanfaatkan jamu temulawak untuk mengobati influenza dan penelitian membuktikan temulawak membantu regulasi sistem imun sehingga lebih cepat sembuh terutama penyakit infeksi virus,” ucap praktisi lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta industri farmasi membuat ekstraksi temulawak bisa dilakukan dengan cara modern dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah sehingga masyarakat lebih mudah memanfaatkan khasiat dari temulawak. (ANT/Akhirudin)