SUARAINDONEWS.COM, Beirut – Sebuah tembok beton dengan luas sekitar 4.000 meter persegi ditemukan di perbatasan antara Lebanon dan Israel. Tembok ini dibangun oleh militer Israel di dekat desa Yaroun, Lebanon selatan, dan menimbulkan kehebohan di kawasan tersebut.
Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, yang dikenal dengan nama UNIFIL, melaporkan bahwa tembok ini berdiri melintasi “Blue Line”, yaitu garis perbatasan resmi yang diakui internasional antara Lebanon dan Israel. Karena tembok ini, sebagian wilayah Lebanon menjadi tidak dapat diakses oleh penduduk lokal.
Pemerintah Lebanon menyatakan keberatan keras atas pembangunan tembok tersebut. Mereka menilai ini sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan wilayah Lebanon dan melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701, yang mengatur penghentian permusuhan dan menjaga integritas wilayah negara tersebut. Lebanon pun berencana melaporkan masalah ini ke Dewan Keamanan PBB.
Sementara itu, militer Israel mengklaim bahwa pembangunan tembok ini merupakan bagian dari rencana penguatan perbatasan utara mereka, dan pengerjaan telah dimulai sejak tahun 2022.
UNIFIL menegaskan bahwa keberadaan tembok tersebut adalah pelanggaran yang dapat memperburuk ketegangan antara kedua negara. Mereka juga menemukan struktur tembok tambahan yang serupa di dekat lokasi tersebut.
Pembangunan tembok ini bukan hanya masalah fisik, tetapi juga berpotensi mengganggu kehidupan masyarakat lokal yang tinggal di wilayah tersebut. Ribuan meter persegi tanah yang kini terblokir akibat tembok dapat berdampak pada aktivitas pertanian dan pergerakan warga.
Situasi ini semakin memperumit hubungan Lebanon dan Israel yang selama ini sudah tegang. Para pengamat berharap masalah ini dapat diselesaikan melalui jalur diplomasi dan mekanisme internasional.
(Anton)




















































