SUARAINDONEWS.COM, Moskow – Rusia sukses menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) RS-28 Sarmat atau Setan II yang mampu membawa hulu ledak nuklir. Presiden Vladimir Putin mengatakan kemampuan senjata ini akan membuat musuh-musuh Moskow berpikir dua kali.
Putin, dalam siaran televisi, terlihat diberitahu oleh militernya bahwa rudal tersebut telah diluncurkan dari Plesetsk di barat laut Rusia dan menghantam target di semenanjung Kamchatka di timur jauh pada hari Rabu (20/4/2022).
“Saya mengucapkan selamat kepada Anda atas keberhasilan peluncuran rudal balistik antarbenua Sarmat,” kata Putin kepada militer Rusia dalam sambutan yang disiarkan televisi.
“Senjata yang benar-benar unik ini akan memperkuat potensi tempur angkatan bersenjata kita, memastikan keamanan Rusia dari ancaman eksternal, dan membuat mereka yang–dalam panasnya retorika agresif–mencoba mengancam negara kita berpikir dua kali.”
RS-28 Sarmat adalah ICBM berat terbaru yang diperkirakan akan dikerahkan Rusia dengan 10 atau lebih hulu ledak untuk setiap unitnya. Ini merupakan laporan Layanan Penelitian Kongres Amerika Serikat
Senjata itu telah dikembangkan selama bertahun-tahun dan peluncuran uji cobanya tidak mengejutkan bagi Barat, tetapi itu terjadi pada saat ketegangan geopolitik ekstrem atas perang Rusia di Ukraina.
“[Rudal] baru memiliki karakteristik taktis dan teknis tertinggi dan mampu mengatasi semua sarana pertahanan anti-rudal modern. Itu tidak memiliki analog di dunia dan tidak akan lama lagi,” kata Putin.
Badan antariksa negara Rusia menyebut peluncuran di wilayah Rusia utara itu sebagai “hadiah untuk NATO”.
Igor Korotchenko, pemimpin redaksi majalah National Defence Rusia, mengatakan kepada kantor berita RIA bahwa itu adalah sinyal kepada Barat. “Bahwa Moskow mampu melakukan pembalasan yang menghancurkan yang akan mengakhiri sejarah negara mana pun yang telah melanggar batas keamanan Rusia dan rakyatnya,” paparnya, seperti dikutip Al Jazeera, Kamis (21/4/2022).
Uji coba rudal Setan II berkemampuan nuklir Rusia tidak dipandang sebagai ancaman bagi AS dan sekutunya. Demikian disampaikan juru bicara Pentagon, John Kirby.
“Moskow dengan benar memberi tahu Washington tentang uji coba tersebut menyusul kewajibannya berdasarkan perjanjian New START 2011, yang membatasi senjata nuklir kedua negara,” kata Kirby.
Reaksi Amerika Serikat
Sementara itu, terkait kesuksesan Rusia menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) RS-28 Sarmat atau Setan II yang mampu membawa hulu ledak nuklir, Amerika Serikat (AS) mengaku tidak terkejut.
Bahkan, Departemen Pertahanan AS atau Pentagon mengatakan uji coba senjata berbahaya di tengah perang Rusia di Ukraina bukan ancaman bagi Amerika.
“Rusia dengan benar memberi tahu AS di bawah kewajiban perjanjian New START bahwa mereka berencana untuk menguji ICBM ini,” kata juru bicara Pentagon John Kirby kepada wartawan pada Rabu sore.
“Uji coba itu rutin, dan Departemen Pertahanan AS menganggapnya bukan ancaman,” ujarnya, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (21/4/2022).
ICBM RS-28 Sarmat terbaru diluncurkan dari kosmodrom militer Plesetsk pada Rabu pagi, di mana Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutnya sebagai “peristiwa yang sangat penting” bagi negaranya.
“Senjata yang benar-benar unik ini akan memperkuat potensi angkatan bersenjata kita, memastikan keamanan Rusia dari ancaman eksternal dan memberikan jeda kepada mereka yang mencoba mengancam kita dalam panasnya retorika agresif yang hiruk pikuk,” kata Putin.
“Rudal baru ini mampu menembus semua pertahanan modern, dan tidak akan memiliki analog di mana pun di dunia untuk waktu yang lama,” imbuh presiden Rusia.
Rudal diluncurkan dari Plesetsk dan terbang melintasi seluruh Rusia, sebelum mendarat di area target yang ditentukan di semenanjung Kamchatka di timur jauh.
Sarmat diharapkan menyelesaikan uji coba pada akhir tahun ini, di mana ia akan secara resmi memasuki layanan militer dengan pasukan rudal strategis Rusia.
ICBM RS-28 Sarmat akan menggantikan ICBM berbasis silo R-36 Voevoda atau dikenal sebagai Setan I.
Sarmat dapat membawa lebih banyak senjata dan dapat dilengkapi dengan hulu ledak peluncur hipersonik baru. Demikian disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan ketika peluncuran tersebut. (wwa)