SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Jangan Anggap Sepele! Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, membuat keputusan mengejutkan dengan memberhentikan Direktur IT PT Bank DKI, Amirul Wicaksono, setelah gangguan layanan parah yang membuat nasabah tak bisa bertransaksi sejak malam takbiran, 30 Maret 2025. Apa yang sebenarnya terjadi? Yuk, simak kronologinya!
Keputusan Besar Pasca Gangguan Layanan yang Bikin Frustasi Nasabah!
Pada Selasa, 9 April 2025, dalam rapat terbatas bersama Direksi Bank DKI, Gubernur Pramono Anung mengumumkan pemberhentian Amirul Wicaksono setelah terjadinya masalah yang sangat mengganggu kenyamanan nasabah. Tak hanya itu, Pramono juga meminta masalah ini dibawa ke Bareskrim untuk diproses secara hukum.
“Ini Sudah Keterlaluan!” — Gubernur Pramono Anung Tegaskan!
Menurut Gubernur Pramono, gangguan layanan ini sudah tidak bisa dibiarkan begitu saja. Dalam rapat tersebut, Pramono mengungkapkan, “Ini sudah keterlaluan! Tidak mungkin melibatkan orang dalam.” Sebuah pernyataan keras yang memperlihatkan ketegasan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menanggapi insiden ini.
Layanan Kembali Normal, Namun Masih Ada yang Tertinggal!
Setelah beberapa minggu penuh masalah, akhirnya layanan Bank DKI mulai beroperasi kembali. Beberapa layanan penting yang kembali normal antara lain:
ATM Bank DKI (untuk pembayaran, pembelian, transfer sesama Bank DKI, tarik tunai)
JakOne Mobile, CMS (Cash Management System), dan JakOne Pay
EDC Bank DKI
Namun, masih ada beberapa layanan yang belum bisa digunakan, seperti transfer ke bank lain, top-up e-wallet (Gopay, OVO, DANA, iSaku) yang masih dalam pemulihan. Ini yang masih menjadi keluhan nasabah di media sosial.
“Bank DKI Masih Gak Bisa Transfer!” – Keluhan Menggema di Media Sosial
Masalah ini tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Nasabah mulai ramai mengeluhkan gangguan di media sosial. Akun @**erzet misalnya, menulis,
Kutipan:
“Terpantau bank dki masih blm bisa transfer. Hebat ni bank bisa layanan dasarnya mati 2 minggu ga bergeming.”
Para nasabah mengungkapkan kekecewaannya setelah berbulan-bulan tak bisa menggunakan layanan transfer ke bank lain, sementara aplikasi Bank DKI hanya bisa digunakan untuk cek saldo saja. Kejadian ini membuat banyak nasabah merasa frustasi, bahkan beberapa harus pergi ke cabang untuk menarik uang secara manual!
Kronologi Insiden: Mulai Malam Takbiran Hingga Penurunan Direktur IT
Gangguan besar ini dimulai pada malam takbiran, 30 Maret 2025, ketika banyak nasabah yang mencoba bertransaksi namun tidak bisa. Saldo mereka terpotong untuk transaksi QRIS, namun dana yang dikirim tidak sampai ke tujuan. Makin lama masalahnya semakin parah, dan bahkan beberapa nasabah harus mencari cara manual untuk menarik uang mereka!
“Terpaksa Ke Cabang!” — Keluhan dari Nasabah
Akun-akun seperti @****ota_ mengungkapkan bahwa mereka terpaksa pergi ke kantor cabang Bank DKI di Jalan Slamet Riyadi, Jakarta Timur, karena aplikasi Bank DKI tak berfungsi. “Aplikasi bank dki eror dari sebelum lebaran, terpaksa ke cabang slamet riyadi buat narik cash,” tulisnya, kecewa dengan layanan yang sangat mengganggu.
Gubernur Pramono Jamin Dana Nasabah Aman!
Gubernur DKI Jakarta langsung bertindak cepat, menjamin kepada nasabah bahwa dana mereka tetap aman. Ia juga menegaskan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Bank DKI untuk menyelesaikan masalah ini dengan segera. “Kami memberikan jaminan kepada nasabah bahwa dananya dijamin oleh Bank DKI,” ujar Pramono, memastikan tidak ada yang perlu khawatir mengenai keselamatan dana mereka.
Tanggapan Bank DKI: Pemulihan Sistem Berjalan!
Direktur Utama Bank DKI, Agus Haryoto Widodo, dalam siaran pers mengungkapkan bahwa mereka sedang memulihkan sistem yang terganggu selama libur Lebaran 2025. Menurutnya, “Pada tanggal tersebut, sistem pengamanan internal Bank DKI mengaktifkan fitur pemulihan sistem keamanan.” Fitur ini memang dimaksudkan untuk melindungi transaksi nasabah, namun sayangnya, hal ini justru menyebabkan pembatasan sementara pada layanan transaksi antar bank.
Namun, Agus memastikan bahwa mereka terus bekerja keras untuk memulihkan layanan secara bertahap, dan layanan ATM Off-Us sudah kembali normal sejak Senin, 7 April 2025.
DPRD Jakarta Soroti Keamanan dan Kepercayaan Nasabah!
Respons tak hanya datang dari pihak eksekutif. Sekretaris Komisi E DPRD DKI, Justin Adrian, meminta Bank DKI segera melibatkan penegak hukum jika ada indikasi peretasan. “Jika memang ada indikasi peretasan, saya dorong untuk melibatkan penegak hukum.”
Nasabah memang menjadi kunci dalam bisnis perbankan. Jika kepercayaan mereka terganggu, maka akan berdampak pada keberlangsungan dan reputasi bank itu sendiri.
Kesimpulan: Satu Langkah untuk Memulihkan Kepercayaan!
Tentu saja, masalah ini menjadi pelajaran berharga bagi Bank DKI dan seluruh sektor perbankan. Kepercayaan nasabah adalah segalanya, dan dalam dunia digital yang semakin maju, keandalan sistem perbankan adalah hal yang tak bisa ditawar. Sementara Bank DKI terus melakukan pemulihan sistem, kita tunggu bagaimana langkah mereka untuk benar-benar mengembalikan kepercayaan nasabah yang telah terguncang.
Apakah kamu sudah bisa menggunakan layanan Bank DKI kembali? Atau masih ada kendala? Jangan lupa beri komentar kamu, ya!
(Anton)