SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Berbagai varian baru Covid-19 telah ditemukan. Beberapa waktu lalu, varian delmikron alias gabungan dari varian delta dan omikron muncul. Ternyata, varian tersebut tidak nyata adanya.
Istilah delmikron bermula dari keterangan Dr Shashank Joshi, salah seorang anggota satgas dari negara bagian Maharashtra di India yang kebetulan diwawancara media. Istilah delmikron bukan penamaan dari hasil penelitian ilmiah.
Berselang beberapa bulan, varian deltakron menjadi pembicaraan. Varian tersebut dilaporkan oleh badan resmi kesehatan Inggris atau United Kingdom Health Security Agency (UKHSA).
Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, sekuens dari 25 varian deltakron bahkan sudah dikirim ke GISAID pada 7 Januari 2022. Sebenarnya, varian deltakron mula-mula dilaporkan di Siprus pada tahun lalu.
“Waktu itu, banyak yang menganggapnya sebagai pencemaran di laboratorium saja,” kata Tjandra, Jumat (18/2/2022).
Deltakron merupakan varian baru gabungan BA.1 dan B.1617.2 yang telah memperoleh pengakuan dari otoritas berwenang di Inggris sebagai laporan yang sedang diawasi.
“Sekarang memang dilaporkan adanya varian hybrid deltakron ini, yang disebut gabungan BA.1 dan B.1617.2. Di Inggris varian ini dimasukkan ke dalam variant surveillance report,” kata Tjandra.
Ia mengatakan, ada dugaan varian baru deltakron terbentuk pada seseorang yang tertular dua varian sekaligus, yakni BA.1 dan B.1617.2.
“Tapi belum jelas apakah terjadi di Inggris atau merupakan kasus impor ke negara itu,” katanya.
Di sisi lain, kata Tjandra, WHO pada awal Januari 2022 menyebut, ada kemungkinan seseorang dapat terserang beberapa varian SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 sekaligus.
“Seperti juga mungkin saja seseorang terinfeksi Covid-19 dan juga pada saat yang sama terinfeksi influenza,” katanya.
Mantan direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara 2018-2020 itu memastikan, hingga sekarang belum ada informasi resmi dari UKHSA tentang kemungkinan penularan serta gejala yang timbul dari deltakron.
“Walaupun ada pendapat beberapa pakar tentang deltakron, tampaknya kita masih perlu menunggu beberapa waktu ke depan,” katanya.
Tjandra menambahkan, deltakron dan delmikron yang sempat ramai diperbincangkan publik pada Desember 2021 merupakan dua hal berbeda.
“delmikron yang tadinya disebut-sebut sebagai gabungan dari varian delta dan varian omikron ternyata hal ini tidak benar,” katanya.
Tjandra mengatakan, otoritas berwenang di India, termasuk yang ternama seperti Indian Council of Medical Research (ICMR) tidak pernah memberikan informasi tentang ada tidaknya delmikron.
“Juga tidak ada pernyataan dari organisasi resmi apa pun di India, begitu juga tidak ada penjelasan dari pakar lain yang menyebutkan tentang delmikron,” katanya. (wwa)
Sumber: Antara