SUARAINDONEWS.COM, Yogyakarta – Torpedo Podcast merayakan hari jadinya yang pertama pada 16 November 2025. Pada momentum ini, Torpedo mengusung tema besar “Bangkitkan Literasi Negeri” sebagai penanda komitmen mereka untuk memperkuat budaya berpikir kritis, melek informasi, dan partisipasi publik yang sehat di tengah derasnya banjir isu politik di ruang digital.
Dalam setahun perjalanannya, kanal yang digagas dua jurnalis muda, Fathan Sinaga (JPNN) dan Rafyq Panjaitan (Times Indonesia), ini berhasil menempatkan diri sebagai ruang diskusi politik yang segar, lugas, dan menghibur.
Founder Torpedo Podcast Fathan Sinaga mengatakan, kanal ini lahir dari keresahan terhadap cara publik mengonsumsi isu politik dan hukum yang kerap tegang dan penuh polarisasi.
“Kami ingin menghadirkan obrolan politik yang tetap kritis, tapi dengan gaya yang riang gembira. Politik itu penting, tapi tidak harus bikin stres,” ujar Fathan, (16/11/25)
Fathan menekankan, sejak awal Torpedo Podcast dibangun sebagai wadah yang menyatukan sudut pandang. “Kami tidak mau terjebak di kubu mana pun. Tugas kami adalah menjembatani percakapan, bukan memperlebar jarak. Justru dari perbedaan ide itulah lahir pemahaman yang sehat,” katanya.
Ia menambahkan, arah Torpedo Podcast ke depan akan memperluas format dan memperdalam jangkauan audiens muda.
“Kami akan lebih banyak hadir di platform visual dan audio, serta membuka ruang kolaborasi dengan kreator lain. Politik itu milik semua orang, dan kami ingin jadi jembatannya,” jelasnya.
Menurutnya, menjaga independensi adalah tantangan sekaligus komitmen. Sebab, Torpedo Podcast datang dari dunia jurnalisme.
“Jadi, prinsip akurasi dan verifikasi tetap jadi fondasi. Bedanya, kami membungkusnya dengan tawa. Kritis tidak harus galak, dan lucu tidak harus dangkal,” tegas Fathan.
Sementara itu, Co-founder Rafyq Panjaitan menilai kehadiran Torpedo Podcast telah membuka cara baru dalam bercerita tentang politik dan hukum.
“Kami ingin mempertemukan dua hal yang sering dianggap berseberangan: keseriusan dan hiburan. Torpedo adalah tempat di mana isu penting bisa dibahas dengan ringan tanpa kehilangan substansi,” tutur Rafyq.
Rafyq juga menjelaskan bahwa tahun kedua Torpedo akan ditandai dengan program baru yang lebih interaktif. Torpedo Podcast ingin membuat ruang partisipatif, di mana pendengar bisa ikut berpendapat atau bahkan menjadi bagian dari diskusi.
“Kami percaya, demokrasi yang hidup itu yang melibatkan warganya sejak dalam percakapan. Indonesia butuh ruang politik yang sehat, tapi juga menyenangkan,” tandasnya.
Didirikan pada 16 November 2024, Torpedo Podcast lahir dari semangat dua jurnalis muda yang ingin menyalurkan idealisme lewat medium baru. Dalam waktu singkat, kanal ini berkembang menjadi salah satu ruang percakapan politik alternatif yang diikuti jutaan (total 1.400.000-an) penonton dengan topik seputar profil tokoh, hukum, politik, dan isu sosial yang dikemas dengan semangat “riang gembira”.
Sebagai rangkaian HUT 1 Tahun Torpedo Podcast: Pada 15 November Torpedo bergerak berbagi puluhan buku kepada anak-anak Yatim di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, lalu pada puncak HUT Torpedo bergerak ke Ruang Literasi Kaliurang di Yogyakarta untuk menengok upaya konkret menghidupkan serta merawat literasi publik.
Tema “Bangkitkan Literasi Negeri” dipilih sebagai pengingat bahwa literasi publik adalah fondasi demokrasi, dan Torpedo ingin ikut menyalakannya dari ruang diskusi yang sederhana namun berdampak.
(Anton)



















































