SUARAINDONEWS.COM, Alaska – Sebuah gempa bumi berkekuatan Magnitudo 8,2 mengguncang kawasan Semenanjung Alaska. Gempa kuat ini memicu dirilisnya peringatan tsunami untuk wilayah Guam dan Kepulauan Northern Mariana.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Kamis (29/7/2021), Survei Geologi Amerika Serikat (AS) atau USGS melaporkan bahwa gempa bumi yang melanda pada Rabu (28/7/2021) tengah malam waktu setempat ini berpusat di lokasi berjarak 91 kilometer sebelah tenggara kota Perryville.
Pusat gempa bumi, menurut USGS, berada di kedalaman 35 kilometer dari permukaan laut.
Sistem Peringatan Tsunami AS merilis peringatan tsunami untuk wilayah Guam dan Kepulauan Northern Mariana.
Dampak tsunami disebut akan berdampak di wilayah Alaska bagian selatan dan Semenanjung Alaska.
Namun, peringatan tsunami pun telah dicabut, karena hanya menciptakan tsunami kecil. Dilansir dari AFP, Kamis (29/7/2021), Survei Geologi Amerika Serikat mengatakan, gempa tersebut menghasilkan gelombang kecil. Tidak terjadi tsunami besar sebelum semua peringatan dibatalkan.
Pusat Peringatan Tsunami Nasional milik pemerintah AS segera mengeluarkan peringatan untuk Alaska selatan dan semenanjung Alaska. Tapi, peringatan dibatalkan tiga jam kemudian.
Ketinggian gelombang maksimal yang terdeteksi adalah delapan inci, atau 21 sentimeter di atas permukaan air laut. Tsunami usai gempa, menghantam setidaknya enam titik di lepas pantai Alaska.
Dalam pernyataan terpisah, Pusat Seismologi Mediterania-Eropa melaporkan gempa yang mengguncang berkekuatan Magnitudo 8 dan berpusat di kedalaman 10 kilometer.
Belum ada laporan korban jiwa maupun kerusakan akibat gempa bumi.
Sementara itu, dilansir dari APNews, Patrick Mayer, pengawas sekolah untuk Aleutians East Borough, sedang duduk di dapurnya di komunitas Sand Point ketika goncangan akibat gempa dimulai.
“Itu mulai berjalan dan tidak berhenti,” kata Mayer kepada Anchorage Daily News, seperti dilansir APNews.
“Itu berlangsung lama dan ada beberapa gempa susulan juga, ” katanya.
Di King Cove, hingga 400 orang berlindung di gym sekolah.
“Kami sudah terbiasa dengan ini. Ini cukup normal untuk daerah ini untuk mendapatkan gempa semacam ini, dan ketika sirene tsunami berbunyi, itu hanya sesuatu yang kami lakukan,”kata kepala sekolah Paul Barker kepada surat kabar Anchorage.
“Ini bukan sesuatu yang biasa Anda lakukan, tetapi itu adalah bagian dari kegiatan orang yang tinggal di sini dan menjadi bagian dari komunitas.” (wwa)