SUARAINDONEWS.COM, New York – Tim ahli internasional WHO akan melakukan perjalanan ke Wuhan, China bulan depan. Hal itu guna menyelidiki asal-usul hewan COVID-19 dan penyelidikan mereka yang telah bebas dari Corona, kata WHO, Jumat (18/12/2020).
Ditanya tentang misi internasional, yang telah dikerjakan oleh WHO selama berbulan-bulan untuk sampai ke China, kepala darurat Organisasi Kesehatan Dunia Michael Ryan mengatakan kepada wartawan bahwa para ahli diperkirakan akan melakukan perjalanan “pada minggu pertama Januari”.
“Akan ada pengaturan karantina, tentu saja, kami harus melakukannya. Seperti biasa, kami harus mematuhi apa pun pengaturan untuk manajemen risiko dalam perjalanan saat kedatangan dan di China sendiri,” kata Ryan, dilansir AFP, Sabtu (19/12/2020).
Selama pandemi virus korona, hampir 1,7 juta meninggal dunia dan 75 juta orang terinfeksi secara global. Namun, pertanyaan tentang dari mana virus itu berasal dan bagaimana pertama kali menular dari hewan ke manusia masih menjadi misteri.
WHO telah berbulan-bulan bekerja untuk mengirim tim yang terdiri dari 10 ahli internasional, termasuk ahli epidemiologi dan spesialis kesehatan hewan, ke China.
Badan kesehatan PBB mengirim tim pendahulu ke Beijing pada Juli untuk meletakkan dasar bagi penyelidikan internasional.
Tetapi hingga minggu ini masih belum jelas kapan tim ilmuwan yang lebih besar dapat melakukan perjalanan ke China untuk memulai studi epidemiologi untuk mencoba mengidentifikasi kasus manusia pertama dan sumber infeksi mereka.
Ada kekhawatiran tentang apakah para ahli akan diizinkan melakukan perjalanan ke Wuhan, tempat virus pertama kali muncul Desember lalu.
Mulai bekerja
WHO melaporkan 10 ilmuwan internasional sudah melakukan perjalanan ke Wuhan, China. Dikutip dari laman BBC, pihak China mulanya enggan menyetujui penyelidikan independen.
B
ahkan, butuh negosiasi selama berbulan-bulan agar WHO diizinkan melakukan investigasi di Wuhan. Virus Corona diduga merebak di Wuhan, tepatnya di pasar basah Huanan.
Donald Trump sempat menuduh China menyembunyikan wabah di awal-awal merebak. Apa alasan perlunya investigasi?
Tujuan investigasi
Seorang ahli biologi dalam tim yang melakukan perjalanan ke Wuhan mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa WHO ingin menelusuri asal muasal demi mencegah wabah di masa depan.
“Ini benar-benar bukan tentang menemukan negara yang bersalah,” kata Fabian Leendertz dari Robert Koch Institute Jerman.
“Ini tentang mencoba memahami apa yang terjadi dan kemudian melihat apakah berdasarkan data tersebut, kami dapat mencoba mengurangi risiko di masa depan,” tambahnya.
Dr Leendertz mengatakan tujuannya adalah untuk mengetahui kapan virus Corona COVID-19 mulai beredar dan apakah itu berasal dari Wuhan atau tidak. Disebutkan, misi itu diharapkan berlangsung selama empat atau lima minggu.
Di mana pertama kali virus terdeteksi?
Pada hari-hari awal virus ditemukan, virus dilacak ke apa yang disebut “pasar basah” di Wuhan, provinsi Hubei, dan diduga di sanalah tempat ia melakukan lompatan dari hewan ke manusia.
Penelitian menunjukkan bahwa virus Corona COVID-19 yang mampu menginfeksi manusia mungkin telah beredar tanpa terdeteksi pada kelelawar selama beberapa dekade.
Pada Desember lalu, seorang dokter China di Rumah Sakit Pusat Wuhan, Li Wenliang mencoba memperingatkan petugas medis tentang kemungkinan berjangkitnya penyakit baru, tetapi kemudian diberitahu oleh polisi untuk “berhenti membuat komentar palsu” dan diselidiki karena ia “menyebarkan rumor”. Dr Li meninggal pada Februari setelah tertular virus Corona saat merawat pasien.
Pada bulan April, kecurigaan dan tuduhan muncul bahwa virus itu mungkin bocor dari laboratorium di Wuhan. Dokumen Departemen Luar Negeri AS terungkap menunjukkan bahwa pejabat kedutaan khawatir tentang keamanan lab di sana.
Kantor direktur intelijen nasional AS mengatakan pada saat itu bahwa virus Corona COVID-19 bukan buatan manusia atau hasil rekayasa genetika, para pejabat sedang menyelidiki apakah wabah itu bermula melalui kontak dengan hewan atau melalui kecelakaan laboratorium.
Laporan terbaru di media China menunjukkan bahwa COVID-19 bisa dimulai di luar China.
Tetapi para analis mengatakan laporan itu tidak ada dasarnya, dan kampanye tersebut mencerminkan kecemasan dalam kepemimpinan di Beijing tentang kerusakan reputasi internasional negara itu akibat pandemi. (wwa)