SUARAINDONEWS.COM, Rusia – Kasus COVID-19 sedang meroket di Rusia. Total kasus sudah hampir 8 juta kasus. Presiden Vladimir Putin lantas mengeluarkan dekrit untuk libur kerja massal selama sepekan.
Total kasus akibat tsunami Covud-19 ini bisa melewati 30 ribu kasus sehari. Euronews menyebut kasus di Rusia kini telah menjadi tsunami karena rekor kasus yang tinggi.
Media pemerintah Rusia melaporkan tanggal yang pemerintahan Vladimir Putin untuk hari non-kerja adalah 30 Oktober hingga 7 November 2021. Para pekerja tetap mendapat upah selama liburan.
“Saya memerintahkan hari tanpa bekerja sambil menjaga upah pekerja dari 30 Oktober hingga 7 November 2021 untuk mencegah penyebaran lebih jauh dari infeksi Virus Corona Covid-19 baru,” tulis dekret tersebut seperti dikutip Tass, Jumat (22/10/2021).
Kepala daerah juga mendapat wewenang untuk menerapkan hari libur itu sebelum 30 Oktober atau memperpanjang setelah 7 November dengan mempertimbangkan situasi kesehatan.
Berdasarkan data terkini Johns Hopkins University, total kasus Virus Corona COVID-19 di Rusia sudah nyaris 8 juta kasus. Dalam 28 hari terakhir ada 728 ribu kasus baru.Total kematian di Rusia juga telah mencapai 222 ribu.
Berdasarkan data Johns Hopkins University, Kamis (21/10/2021), ada 241,9 juta total kasus Covid-19 di dunia. Pasien meninggal mencapai 4,9 juta.
Tren kasus di dunia sedang menurun, tetapi beberapa negara terus mencatat kenaikan kasus. Euronews menyebut lonjakan kasus ini telah menjadi tsunami Covid-19 dengan kasus harian bisa tembus 33 ribu per hari.
Bila melihat grafik Our World in Data, kasus Rusia sudah meroket tinggi. Rekor kasus yang terjadi sepekan ini adalah yang tertinggi selama pandemi berlangsung di negara itu.
Negara yang kondisinya parah juga dialami Turki yang sedang mengalami lonjakan kasus, meski tak separah lonjakan pada April 2021 lalu.
Di Asia Tenggara, Filipina mencatat kenaikan kasus baru yang tertinggi, yakni 329 ribu kasus dalam 28 hari.
Terkait vaksinasi, sudah ada 6,6 miliar dosis vaksin Covid-19 yang disalurkan di seluruh dunia.
Sementara Aemerika Serikat (AS) bersiap untuk mulai memvaksinasi anak-anak berusia lima hingga 11 tahun terhadap Covid-19 mulai bulan depan. Ini merupakan sebuah langkah yang akan membuat 28 juta lebih orang Amerika memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin, kata Gedung Putih pada Rabu (20/10)/2021.
Pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan telah menyisihkan cukup pasokan dan bermitra dengan 25.000 situs di seluruh negeri – termasuk kantor dokter, rumah sakit, apotek, dan bahkan sekolah – untuk mengantisipasi bahwa regulator dapat segera mengesahkan vaksin Pfizer-BioNTech untuk anak-anak.
“Kami mengharapkan keputusan FDA dan CDC tentang vaksin Covid-19 Pfizer untuk anak-anak usia lima hingga 11 tahun dalam beberapa minggu ke depan,” kata koordinator Covid-19 Gedung Putih Jeff Zients kepada wartawan, merujuk pada Food and Drug Administration dan Centers for Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (21/10/2021),
“Kami tahu jutaan orang tua telah menunggu vaksin Covid-19 untuk anak-anak dalam kelompok usia ini, dan jika FDA dan CDC mengesahkan vaksin, kami akan siap untuk disuntik.”
FDA akan mengadakan panel ahli tentang masalah ini minggu depan, diikuti oleh CDC pada 2 hingga 3 November, dengan otorisasi diharapkan segera setelahnya. (wwa)