SUARAINDONEWS.COM, Banten-Tidak ada kata terlambat dalam belajar, apalagi menyangkut masalah hukum yang kadangkala tajam ke bawah tumpul ke atas. Mestinya hukum diterapkan humanis, artinya mampu membuat semua pihak tersenyum.
Demikian disampaikan oleh Prof. Dr. Dra. Hj. Faridatul Fauziah, SH, MH pada kuliah umum Kelas PWI Jaya yang mengambil tema ‘Carut Marut Penegakan Hukum dalam Berbangsa dan Bernegara’, berlangsung di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Painan, Serang, Banten, Sabtu (23/1/2021).
Selama hampir satu jam, Guru Besar dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ini memberikan pencerahan terkait disharmonisasi dalam penegakan hukum di Indonesia. Tak lupa, Faridatul Fauziah pun memberikan beberapa contoh kasus hukum yang hangat dibicarakan di Tanah Air.
Kuliah umum ini juga menjadwalkan kehadiran seorang dosen tamu: Prof.DR. H. Fauzie Hasibuan, SH, M.Hum, selaku Ketua Dewan Pakar DPN Peradi 2020-2025 yang juga Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Jayabaya, Jakarta.
“Sayangnya Prof.Dr.Fauzi berhalangan hadir, sehingga Prof.Dr.Dra.Hj.Faridatul menjadi pemateri tunggal,” ungkap.Prof.Dr.Sudadio, M.Pd, ketua STIH Painan.
Prof.Dr. Sudadio, M.Pd yang juga ketua LP3M STIH Painan, membuka dan sekaligus menutup kuliah perdana kelas PWI Jaya ini.
Awalnya, STIH Painan mengharapkan kehadiran Kapolda Banten Irjen.Pol Rudy Heryanto untuk memberi paparan atau pemateri pada kuliah perdana. Namun, Kapolda Banten berhalangan.
Kelas PWI Jaya yang menimba ilmu hukum di STIH Painan adalah Sayid Iskandarsyah, Cak Herry SL, Naek Efendi Pangaribuan, Kadirah, Tumpak Sidabutar, Irish Riswoyo, Fathan Rangkuti, Ferry Edyanto, Suhendra, Rialini Nonnie Rering, Sugiarto, Dede Agus Sodikin, Penerus Bonar Karo, dan Jamal Effendi.
Sementara Suhendra dan Fathan Rangkuti tak bisa bergabung pada kuliah umum ini. Kesehatan mereka agak terganggu.
Tampak hadir pula Kesit Budi Handoyo selaku Sekretaris Umum PWI Jaya, didampingi Firdaus Baderi, wakil ketua bidang pendidikan, dan Arman Suparman, advokat kebanggaan PWI Jaya.
Kuliah perdana kelas PWI Jaya berlangsung offline ini diikuti juga oleh mahasiswa lainnya melalui zoom-meeting.
“Hidup itu harus berkorban, besar atau kecil,” kata Ketua STIH Painan, Prof.Dr.Sudadio, M.Pd.
Sudadio juga mengapresiasi “pengorbanan” teman-teman PWI Jaya yang di sisa usia dan kehidupannya masih semangat menggali ilmu hukum di STIH Painan, yang memiliki tagline: Unggul, Beda, dan Berkarakter. (TS)