SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Ketua DPR RI, Dr. (H.C.) Puan Maharani, menerima kunjungan resmi Perdana Menteri China, Li Qiang, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Puan mengajak China untuk ikut berperan aktif menciptakan stabilitas di Asia Tenggara dan menunjukkan dukungan terhadap kemanusiaan di Palestina.
“Saya berharap hubungan baik kedua negara ini dapat menjadi fondasi kuat bagi kerja sama saat ini dan masa depan,” kata Puan dalam sambutannya.
Kunjungan Bermakna di Gedung Bersejarah
Kunjungan PM Li Qiang ke Kompleks Parlemen Indonesia tidak hanya simbolis, tapi juga bernilai sejarah. Gedung Nusantara yang menjadi tempat pertemuan merupakan warisan ide Presiden Soekarno yang dibangun untuk Konferensi New Emerging Forces (CONEFO) pada 1965. Puan menekankan bahwa momen ini mencerminkan niat baik China dalam mempererat hubungan dengan Indonesia, terutama di momen 75 tahun hubungan diplomatik RI-RRT dan 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA).
“Kunjungan ini mencerminkan itikad baik pemerintah RRT untuk memperkuat hubungan dengan rakyat Indonesia melalui wakilnya di DPR,” ucap Puan.
Bahas Perdamaian, Investasi, dan Stabilitas Kawasan
Dalam dialog strategis ini, Puan mengajak China untuk:
- Meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi dan investasi
- Mendukung stabilitas kawasan Asia Tenggara melalui ASEAN
- Menjadi mitra aktif dalam isu-isu kemanusiaan global
Puan juga menegaskan pentingnya penyelesaian konflik secara damai dan berdasarkan hukum internasional, termasuk konflik di Gaza, Ukraina, dan Semenanjung Korea.
“Saya sangat khawatir dengan korban yang terus berjatuhan dan kelaparan di Gaza. Saya harap China mendesak Israel menghentikan serangan dan membuka blokade bantuan kemanusiaan,” tegas Puan.
Dukungan China terhadap Palestina
Menanggapi pernyataan Puan, PM Li Qiang menyatakan bahwa China mendukung solusi dua negara (two-state solution) dan siap bekerja sama dengan Indonesia untuk mengupayakan gencatan senjata di Gaza.
“Kami meminta dukungan kepada RRT untuk membuka blokade bantuan kemanusiaan dan agar perang di Gaza bisa segera berakhir,” ujar Puan dalam konferensi pers usai pertemuan.
Sejarah Panjang, Hubungan Makin Erat
Puan juga menyinggung hubungan sejarah antara Presiden Soekarno dan pemimpin China terdahulu, Mao Zedong. Ia berharap hubungan erat ini terus berlanjut dan memberikan manfaat langsung bagi rakyat kedua negara.
“Hubungan ini sudah terjalin sejak dulu. Yang Mulia Li Qiang menyatakan hubungan itu dimulai dari persahabatan Yang Mulia Mao Zedong dengan Presiden Soekarno,” ungkapnya.
Sinergi Parlemen dan Pemerintah
Puan menekankan pentingnya kerja sama antar parlemen Indonesia dan China untuk menyokong kebijakan pemerintah di tengah tantangan global.
“Tantangan global yang semakin kompleks memerlukan sinergi antara pemerintah dan parlemen,” jelasnya.
Kerja Sama Konkret RI-RRT
Sebelum bertemu Puan, PM Li Qiang juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara. Hasilnya, Indonesia dan China menyepakati 12 bentuk kerja sama, termasuk:
- Ekonomi
- Kesehatan
- Pariwisata
Empat dari kesepakatan tersebut telah ditandatangani dalam bentuk nota kesepahaman (MoU).
Kunjungan PM China ke Indonesia bukan hanya simbolis, tetapi mencerminkan arah strategis kerja sama antar dua negara besar di Asia. Dalam semangat sejarah dan solidaritas, Indonesia dan China diharapkan bisa memperkuat kerja sama di bidang perdamaian, pembangunan, dan kemanusiaan.
(Anton)