SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Gedung DPR lagi ramai. Bukan karena demo, tapi karena Puan Maharani naik pangkat… eh, maksudnya dilantik jadi Presiden Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) ke-19. Iya, Uni Parlemen negara-negara OKI. Serius. Gak main-main.
Dan seperti biasa, kalau udah jadi “Presiden” (meskipun presidennya parlemen), ya otomatis langsung duduk di kursi paling depan. Puan pun memimpin sidang pembukaan Konferensi PUIC ke-19 yang digelar Rabu (14/5) sore di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta. Acara dibuka dengan gaya formal seperti biasa—dengan pasal-pasal dan statuta disebutkan lengkap biar sah secara protokol.
“Sesuai dengan Pasal 4 Statuta PUIC, perkenankan saya sebagai Ketua Parlemen negara tuan rumah untuk memimpin pertemuan ke-19 Konferensi PUIC,” kata Puan dengan gaya hostess sekaligus moderator forum internasional.
Agenda pertama? Pilih-pilih posisi penting. Bukan pemilu, tapi tetep aja soal kursi. Sidang sepakat menetapkan anggota Parlemen Pantai Gading, MaimounaEpsé Touré, dan Ketua Parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf, sebagai dua Wakil Ketua PUIC yang akan mendampingi Puan. Dan supaya gak bingung siapa yang nyatet, Irine Yusiana Roba Putri dari Indonesia ditunjuk jadi rapporteur alias pencatat resmi.
Setelah urusan jabatan beres, sidang lanjut dengan pidato. Banyak, panjang, dan diplomatis semua. Tapi jangan salah, yang hadir juga bukan tamu sembarangan. Ada para Ketua Parlemen dari Arab Saudi, Aljazair, Bahrain, Burkina Faso, Pantai Gading, Iran, Malaysia, Oman, sampai Presiden Parlemen Arab.
Gak sedikit juga yang diwakilkan oleh Wakil Ketua Parlemennya. Mungkin karena tiket Garuda susah atau jadwal padat ala pejabat.
Setelah semua pidato disampaikan, Puan menutup sesi dengan ucapan terima kasih yang disampaikan penuh percaya diri—seperti biasa.
“Apresiasi setinggi-tingginya kepada para Ketua dan Wakil Ketua Parlemen anggota PUIC yang telah mengemukakan pikiran, pandangan dari negara masing-masing,” kata Puan.
“Sungguh pidato dan sambutan yang disampaikan adalah inspirasi bagi kita semua dalam melakukan perbaikan dan penguatan tata kelola pemerintahan,” tambahnya, memberi semangat dengan gaya ala dosen pembimbing skripsi.
Dan setelah sesi resmi selesai? Waktunya gala dinner! Karena kalau ada konferensi internasional tanpa makan malam mewah, ya rasanya kurang parlemen vibes. DPR pun menggelar jamuan makan malam sebelum acara pembukaan resmi PUIC-19 yang kabarnya bakal dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Kira-kira, menu utamanya sate atau sambutan ya?
FYI, Konferensi PUIC ke-19 ini sebenarnya udah jalan sejak 12 Mei dan akan selesai 15 Mei. Tapi karena yang penting itu acara pembukaannya, ya baru heboh hari ini. Sebelumnya, para delegasi udah bahas isu-isu serius kayak Palestina, minoritas Muslim, dialog peradaban, lingkungan, ekonomi, sampai perempuan dan keluarga.
Jadi meski suasana terlihat penuh senyum dan sambutan, di balik podium juga tetap ada perdebatan. Tapi setidaknya, malam ini semua bisa makan dulu. Politik internasional pun tetap butuh asupan kalori.
(Anton)