SUARAINDONEWS.COM, Denpasar – Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) di Benoa, Bali, yang merupakan proyek strategis nasional, diharapkan dapat mengintegrasikan semua sektor, tidak hanya sebagai pelabuhan penumpang kapal, tetapi juga sebagai pusat pariwisata. Namun, dalam pertemuan antara Komisi VI DPR RI dengan PT. Pelindo dan beberapa BUMN pendukung lainnya, terungkap bahwa konsep pembangunan BMTH belum optimal dalam hal menjadi pusat wisata.
Anggota Komisi VI DPR RI, Herman Khaeron, yang hadir dalam pertemuan tersebut, mengungkapkan bahwa ia terlibat langsung dalam tahap awal perencanaan BMTH empat tahun lalu. “Dulu di sini kita ingin membangun satu kawasan terintegrasi antara kawasan yang bisa didarati oleh kapal pesiar maupun yang privat,” ungkapnya.
Herman juga menyatakan bahwa di BMTH seharusnya dapat digelar banyak pertunjukan konser. Namun, ia menilai bahwa pembangunan kawasan konser yang hanya untuk kapasitas 10 ribu penonton dinilai terlalu kecil. Menurutnya, luas areal konser harus diperluas agar para wisatawan yang datang dengan kapal pesiar dapat berlama-lama tinggal di Bali untuk berwisata. Semua kebutuhan wisatawan juga harus terpenuhi di BMTH.
“Kita ingin membangun sebuah kawasan yang menjadi destinasi wisata baru, tempat orang datang. Nanti mereka bisa ke mana saja (di Bali). Bukan hanya untuk mengisi bahan bakar (kapal yang berlabuh), tapi mereka menikmati keindahan alam Bali yang sudah terkenal di dunia internasional. Nah, mereka nanti bisa tinggal 10 hari atau sebulan di sini,” harap Herman.
Herman menekankan bahwa karena pembangunan proyek BMTH menggunakan uang negara, maka pembangunan kawasan ini tidak perlu tanggung-tanggung. Apalagi, lahan yang tersedia masih sangat luas. Menurutnya, di kawasan ini, semua fasilitas pendukung bagi para wisatawan akan terbangun, mulai dari fasilitas kesehatan hingga kuliner UMKM.
(Anton)