SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Peneliti Utama LIPI Siti Zuhroh menilai terlalu muluk jika Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membuat target masuk tiga besar partai politik tingkat nasional.
“Butuh waktu panjang mencapai obsesi itu melalui banyak persiapan piranti yang cukup dan prakondisi yang memadai,” ujar peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) saat dihubungi wartawan parlemen, Kamis (29/9/2016)kemarin.
Dijelaskannya ada lima prakondisi itu seperti ikon baru PPP harus mampu meyakinkan rakyat/ konstituen bahwa PPP sudah berubah. Disusul soliditas dan menjadi rumah teduh bagi rakyat, menyiapkan kader-kader berintegritas handal diminati rakyat, memberi kesempatan calon perempuan, dan PPP mesti inklusif dalam menyuarakan aspirasi masyarakat beragam.
Menanggapi itu, wakil sekretaris OC Mukernas I PPP, Dony A Munir, mengungkapkan kegalauannya lantaran dua Pemilihan Umum (Pemilu) terakhir yaitu 2009-2014 terindikasi kecurangan. Dimana tiga besarnya PDIP, Golkar, dan Gerindra. Pasalnya, dua Pemilu sebelumnya 1999 dan 2004 PPP masuk tiga besar.
“Pemilu 1999 dan 2004, bagi kami, adalah Pemilu paling murni dan demokratis karenanya PPP mampu masuk tiga besar,” ujarnya saat konperensi pers bersama wakil ketua umum PPP Arwani Tomafi di ruang Fraksi PPP Senayan, Kamis (29/9/2016).
Menyinggung PPP yang dipimpin Romahurmuziy masih bersengketa hukum dengan ketum PPP Djan Faridz lantaran menang dalam Mahkamah Konstitusi (MK) dalam Judicial Review terkait putusan Menkumham Yasonna Laoly dimana Romahurmuziy sebagai ketum PPP. “Kami sudah mengkonsolidasi internal menyeluruh. Jadi, kalau masih ada suara-suara di luar ya abaikan saja,” kata Ahmad Baidowi, wakil ketua OC Mukernas PPP