SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Wakil Ketua MPR RI Dr. KH. M. Hidayat Nur Wahid MA., menerima kunjungan delegasi pimpinan Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPI Dunia), di ruang kerja, Gedung Nusantara 3 Kompleks Parlemen Jakarta, Jumat (5/12/2025). Delegasi PPI Dunia dipimpin koordinatornya Andika Ibrahim Nasution, mahasiswa asal University of Jordan. Hadir bersamanya perwakilan Mahasiswa dari Mesir, Yaman, Belanda, Perancis dllnya.
Pada kesempatan itu, Andika menyampaikan dukungan dan apresiasi PPI Dunia terhadap perjuangan Hidayat Nur Wahid di Komisi 8 DPR RI yang telah mengupayakan penambahan kuota petugas haji dari kalangan mahasiswa Timur Tengah. Kabar tersebut, kata Andika menjadi berita gembira dikalangan anggota PPI Dunia.
“Kami sangat bersemangat mendengar usulan tersebut, bahkan PPI Dunia sempat melakukan rapat secara online terkait rencana penambahan kuota pendamping haji dari mahasiswa, hingga 5 jam lamanya. Semoga usulan tersebut menjadi kenyataan, karena menjadi bagian petugas jamaah haji banyak manfaatnya juga merupakan pengalaman yang sangat menarik,” ungkap Andika.
Petugas haji dari kalangan mahasiswa, khusunya yang belajar di Timur Tengah menurut Andika memiliki kelebihan tersendiri. Selain menguasai Bahasa, mereka yang belajar di Timur Tengah rata-rata sudah memahami kondisi di Mekkah dan Madinah, baik kondisi alam maupun kebiasaannya. Karena itu, meski namanya petugas, acapkali para mahasiswa, itu menjadi tulang punggung untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi jamaah haji melebihi pendamping kloter.
Pendapat tersebut dibenarkan oleh Jibril Mahawisesa Perbowo, mahasiswa Yarmouk University Jordan. Menurut Jibril, ketika menjadi petugas haji pada 2024, kebetulan saat itu ada seorang jamaah yang meninggal di hotel. Tetapi, tidak ada satupun dalam rombongan yang mengerti Bahasa Arab, sehingga mereka kesulitan mengurus jenazahnya.
“Saya mestinya bertugas di bagian konsumsi, tetapi melihat kondisi kurang baik, itu akhirnya saya turun tangan. Alkhamdulillah, saya bisa berkomunikasi dengan pihak hotel, sehingga jenazahnya bisa segera diurus untuk dimakamkan,” kenang Jibril.
Menanggapi harapan PPI Dunia, Hidayat Nur Wahid mengakui keberadaan petugas haji dari kalangan mahasiswa memang sangat penting. Mereka menguasai kondisi alam, mengerti Bahasa setempat, bahkan mengerti aturan/fiqih haji. Sehingga diharapkan, mereka bukan hanya membatu kehidupan sehari-hari, tetapi juga dalam hal yang terkait pelaksanaan ibadah haji.
“Saya sudah perjuangkan, dan alhamdulillah Komisi VIII bersama Kementerian Haji dan Umroh sudah sepakat menjadikannya sbg keputusan yang mengikat dan karenanya penting dilaksanakan, karena maslahatnya sangat besar dan nyata untuk kesuksesan pelaksanaan haji. Kini tinggal Kementerian haji Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi, karena merekalah yang berhak menentukan jumlah petugas haji tahun 2026”. HNW mengajak para Mahasiswa untuk ikut menkawal diiringi doa.
Sebelumnya, dalam rapat kerja dengan Menteri Haji dan Umrah (5/11/2026), Hidayat Nur Wahid memperjuangkan peningkatan layanan pelaksanaan haji tahun 2026 serta penambahan kuota untuk petugas haji dari unsur mahasiswa Indonesia di Timur Tengah.
Hidayat beralasan bahwa para mahasiswa dari berbagai kampus di Timur Tengah memiliki keahlian bahasa Arab, pemahaman terhadap tata cara berhaji, serta budaya yang berlaku di Arab Saudi. Apalagi dg fisik mereka yang prima, mereka dinilai dapat memberikan pelayanan dan bantuan optimal bagi jemaah haji Indonesia.
“Saya minta Menteri Haji mempertimbangkan serius aspirasi mahasiswa Indonesia di Timur Tengah dengan melakukan rekrutmen lebih banyak lagi mahasiswa Indonesia di Timur Tengah sebagai tenaga musim yang mendampingi dan membantu jemaah haji Indonesia. Selain karena profesionalitas mereka, pelibatan ini juga sangat bermanfaat untuk mendukung keberlangsungan pendidikan mereka sebagai kader ulama penerus bangsa,” tutup HNW.
(Anton)




















































