SUARAINDONEWS.COM, Turin-Mengawali karir di klub Parma, kiper lagendaris Italia Gianlugi “Gigi” Buffon (40) akhirnya mundur dari klub sepakbola Juventus. Buffon mengakhiri laga bersama Juve yang menang 2-1 kontra Hallas Verona di Juventus Stadium, Turin, Sabtu (19/5/2018).
Laga pamungkas Buffon (40) berseragam zebra di seri A, terjadu di menit ke-63, ketika ditarik keluar oleh Pelatih Juventus Massimiliano Alegri dan digantikan oleh Carlo Pinsoglio. Nuansa mengharukan dan pilu terjadi saat pergantian kiper tersebut.
Bagi Buffon, Parma adalah awal cintanya di klub sepakbola dan Juventus adalah akhir. Ironisnya, direncanakan atau tidak. Lazimnya cinta pertama akan selalu dikenang sepanjang masa. Namun bagi Buffon sebaliknya. Di saat Parma kembali promosi ke seri A pada musim 2018-2019 ini, Buffon justru mengakhiri karirnya di liga Italia.
Melalui akun twitter pribadinya, Buffon hanya mencuit “Grande Parma!” seraya menautkan twit berisi cuplikan video Parma yang menunjukkan kehebatannya dalam mengarungi kompetisi mulai dari Serie D hingga kembali ke Serie A.
Saat berusia 17 tahun 295 hari, Buffon mengawali karir di seri A melawan AC Milan, saat Parma dilatih oleh Nevio Scala pada 19 November 1995 di kandang Parma Stadion Ennio Tardini. Lima tahun kemudian, Parma mencapai puncak prestasi dengan merebut double winner musim 1998/1999.
Ketika itu Parma dan skuad era keemasannya menjuarai Coppa Italia dan Piala UEFA (sekarang Liga Europa) setelah menang telak 3-0 atas Marseille, klub asal Perancis. Tiga gol dicetak oleh Hernan Crespo, Paolo Vanoli, dan Enrico Chiesa membuat klub yang dikapteni Laurent Blanc tersebut tak berdaya.
Sebelumnya, Parma juga menjuarai Supercoppa Italiana 1999 setelah mengalakan AC Milan di San Siro, 1-2 berkat gol Hernan Crespo dan Alain Boghossian.
Melihat catatan rekor Buffon, sulit mengelak jika disebut sebagai salah satu kiper lagendaris Italia. Dalam kurun tujuh tahun terakhir, Buffon merayakan gelar juara secara beruntun seri A dan kalikeempat Piala Copa. Sementara di seri A, Buffon telah menjalani laga sebanyak 640 kali. Buffon juga membukukan rekor mempertahankan clean sheet alias tanpa kebobolan ke-300 laga dari 656 penampilannya di semua kompetisi.
Bersama tim Azzuri Italia, Buffon juga mengantongi caps terbanyak yakni 176 kali. Posisi kapten timnas Italia akan diteruskan oleh rekannya defender Giorgio Chiellini.
Sejatinya Buffon akan mengakhiri pensiunnya di timnas setelah Piala Dunia 2018 di Rusia. Namun malang tak dapat ditolak, Italia gagal meraih tiket Piala Dunia setelah ditahan Swedia 0-0. Laga terakhir atau perpisahan bersama Azzuri pun akan dijalaninya pada saat kontra Belanda pada 4 Juni mendatang.
Buffon belum memutuskan apakah sepenuhnya mundur dari sepakbola atau tidak. Bisa saja ia mengakhiri sisa-sisa kariernya di Cina atau AS. Namun sejumlah agen, juga telah menyodorkan proposal agar ditandatangani oleh suami dari Ilaria D’Amico itu. Klub-klub besar yang masih ingin mencicipi aksi clean sheetnya seperti Liverpool, Real Madrid, dan Paris Saint-Germain.
Saat akan ditarik keluar lapangan, tampak jelas raut kesedihan kiper bertinggi 191cm, kelahiran Carrara, 28 Januari 1978 tersebut. Buffon seakan tidak rela meninggalkan pertandingan terakhirnya. Satu persatu dengan mata berkaca, seluruh pemain Juventus dan Verona disalami dan dipeluknya sebagai wujud perpisahan. Seraya disambut tepuk tangan nan meriah penonton, Buffon berjalan di sekeliling lapangan, berjabat tangan dengan penggemarnya di barisan depan. Bahkan, anak laki-laki Buffon sampai tak kuasa menahan nangis di tribune penonton melihat ayahnya keluar lapangan dengan isak tangis.
Setelah meninggalkan lapangan hijau, Buffon mendekati tifosi Juventus yang mengelu-elukannya. Meski berada di atas tribun, seluruh penonton berusaha untuk memegang tangan, memeluk erat dan mencium Buffon. Dengan sabar Buffon meladeni puluhan penonton yang memegang kepala dan pipi sekaligus menciumnya. Terlihat jelas, para penonton pun tak kuasa membendung air mata seketika memegang tangan, dan memeluk Buffon. Benar-benar adegan mengharukan,
Rekan setim di Bianconeri, Miralem Pjanic mengaku akan sangat kehilangan dan merindukan sosok Buffon. Baginya Buffon sudah menjadi panutan baik di dalam ataupun luar lapangan untuk Si Nyonya Tua.
“Buffon adalah salah satu pemain terhebat sepanjang masa. Saya belum tahu apakah dia meninggalkan sepakbola, tetapi dia meninggalkan Juve. Kami akan sangat merindukannya dan saya merasa terhormat bisa bermain dengannya,” kata Pjanic
Petikan kata-kata terakhir Buffon
Juventus akan selalu ada di atas kepentingan semua pemain, selalu! Juventus akan terus menulis halaman-halaman penting di buku itu, sesuatu yang aku percaya tak akan berhenti. Pasalnya klub ini punya DNA unik yang tak bisa disamai. Tak bisa diulang dan luar biasa.
Juve adalah keluarga, keluargaku. Aku tak akan pernah berhenti mencintainya, berterima kasih kepadanya, dan memanggilnya rumah. Karena Juventus sudah memberikan begitu banyak hal. Segalanya. Melebihi apa yang aku berikan.
(Bams;
Dari Berbagai Sumber