SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dapat menjadi digital-friendly dengan beradaptasi menggunakan platform dan konten yang sesuai dengan Generasi Z, seperti TikTok dan Instagram, serta membuat platform edukasi daring interaktif berbasis gamifikasi dan animasi.
Perkembangan teknologi informasi dan akses mudah terhadap pemberitaan melalui internet dan media sosial juga mempengaruhi persepsi Generasi Z terhadap citra DPR.
Diketahui, generasi Z dan milenial hidup di era teknologi yang sangat berkembang, dengan berbagai jenis media sosial yang muncul di zaman ini. Kemajuan teknologi ini memungkinkan mereka mengakses informasi dengan mudah.
Sedangkan, digital-friendly adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan pemahaman dan penerapan teknologi digital secara aman, bertanggung jawab, dan bermanfaat.
Disisi lain, generasi muda Indonesia kini mendominasi dunia digital. Data menunjukkan, sekitar 70% pengguna aktif layanan internet dan digital di Indonesia berasal dari kalangan muda, terutama Generasi Z. Potensi besar ini menjadi perhatian khusus dalam upaya membangun masa depan bangsa.
Anggota DPR RI Fraksi NasDem Lestari Moerdijat mengatakan, peran aktif generasi muda (Gen Z) dalam meningkatkan literasi digital masyarakat sangat penting untuk mengakselerasi proses transformasi yang mampu mendorong pertumbuhan di sejumlah sektor di negeri ini.
“Peran aktif generasi muda (Gen Z) dalam proses transformasi berbagai bidang di negeri ini lewat literasi digital merupakan langkah strategis yang harus segera direalisasikan,” kata Lestari.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 27,94% penduduk di dalam negeri berasal dari generasi kelahiran 1997-2012. Adapun menurut data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), jumlah penduduk generasi Z yang berusia 10-24 tahun sebanyak 68.662.815 jiwa hingga 31 Desember 2021.
Menurut Lestari, generasi Z yang sejak lahir sudah mengenal gawai yang kental dengan teknologi digital bisa berperan aktif dalam proses peningkatan literasi digital masyarakat, tentunya dibarengi dengan penguatan nilai-nilai luhur kebangsaan dalam prosesnya.
Rerie, sapaan akrab Lestari berpendapat pemanfaatan teknologi digital di berbagai sektor pada era saat ini berpotensi mengakselerasi proses transformasi dalam pembangunan negeri ini.
Generasi muda yang melek digital dan dibekali dengan nilai-nilai kebangsaan yang kuat, menurut Rerie, legislator Dapil II Jawa Tengah itu, bisa berperan menjadi agen perubahan dalam proses transformasi untuk mempercepat pencapaian target pembangunan yang telah dicanangkan.
Rerie berharap strategi untuk membentuk generasi muda menjadi agen perubahan lewat partisipasi aktif dalam penguatan literasi digital direalisasikan sejak dini bisa melalui kurikulum dan pola ajar di bangku-bangku sekolah.
Selain itu, ujar Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, secara bersamaan pelibatan komunitas pemuda di lingkungan tempat tinggal dalam penguatan literasi digital masyarakat juga sangat diperlukan agar cakupan melek digital secara konsisten meluas.
Kolaborasi para pemangku kepentingan dan masyarakat dalam membentuk generasi muda sebagai agen perubahan, menurut Rerie, sangat penting untuk membangun literasi digital masyarakat.
Dengan semakin luasnya literasi digital masyarakat, Rerie berharap, upaya bangsa ini untuk mengakselerasi pembangunan di sejumlah sektor, bisa direalisasikan
Anggota DPR RI Fraksi Gerindra Ruby Chairani Syiffadia mengatakan, dunia digital membuka peluang tak terbatas bagi Generasi Z untuk berinovasi dan berkarier di berbagai bidang, mulai dari bisnis online, konten kreatif, hingga teknologi dan startup.
Kemampuan beradaptasi dengan perkembangan teknologi membuat generasi ini memiliki potensi besar untuk menciptakan solusi kreatif bagi tantangan masa kini.
Kolaborasi menjadi kunci keberhasilan di era digital, di mana ide-ide baru dapat berkembang pesat melalui kerja sama lintas disiplin dan platform.
“Dengan memanfaatkan teknologi secara positif dan terus belajar, Generasi Z bisa menjadi penggerak perubahan yang membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan kompetitif,” kata Ruby yang juga legislator dapil Lampung I ini pun menilai,
*Gen Z Jadi Agen Perubahan*
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR RI Indra Iskandar menyampaikan bahwa generasi Z (gen Z) dapat menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat dan organisasi dengan memanfaatkan inovasi dan kreativitas.
“Dengan memanfaatkan kekuatan inovasi, kreativitas, dan keterhubungan mereka, anak muda dari generasi Z dapat menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat dan organisasi,” kata Indra Iskandar.
Menurutnya, hal tersebut pun merupakan salah satu kiat yang dapat ditempuh oleh generasi Z atau mereka yang lahir pada rentang tahun 1997–2012 apabila hendak menjadi pemimpin di era digital seperti sekarang.
Lebih lanjut, Indra menyampaikan, kepemimpinan yang baik memiliki peran yang penting dalam membangun masa depan yang berkelanjutan. Kepemimpinan merupakan sikap diri yang bisa mengantarkan manusia mempelajari dunia dan bertahan hidup.
Berikutnya, Indra juga menyampaikan bahwa pemanfaatan teknologi mutlak digunakan oleh setiap orang, terutama gen Z sebagai upaya mencapai kesuksesan. Dengan memanfaatkan teknologi manusia dapat mencapai tujuannya dan mewujudkan kesuksesan dalam waktu yang lebih cepat.
“Memanfaatkan teknologi mutakhir dapat mengurangi waktu dan upaya yang kita lakukan dalam mencapai tujuan. Selain bekerja keras, perlu untuk bekerja secara efisien dan efektif, memaksimalkan produktivitas kita,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa untuk menjadi pemimpin di era digital, generasi Z harus berintegritas, adaptif, dan fleksibel. Menurutnya, pemimpin yang adaptif dan fleksibel dapat mengatasi tantangan di era digital dengan lebih baik. Selain itu, mereka juga dapat memimpin timnya dalam melalui perubahan dan menciptakan lingkungan kerja yang inovatif serta responsif.
(Anton)