SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat sejak tahun 2017 hingga tahun 2022, telah ada 71 perusahaan industri yang telah memenuhi seluruh persyaratan teknis dan manajemen standar industri hijau serta berhak menggunakan logo industri hijau.
Adapun pada tahun 2023 ini, ada enam industri di kategori tekstil yang telah mengantongi sertifikat industri hijau.
“Hasil evaluasi dari program implementasi sertifikasi industri hijau di tahun 2022 lalu diperoleh beberapa manfaat yang bisa dirasakan, yaitu penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 37 persen, Overal Equipment Effectiveness (OEE) sebesar 10 persen, efisiensi material input sebesar 13 persen, efisiensi air sebesar 21 persen, dan efisiensi energi sebesar 28 persen,” jelas Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Andi Rizaldi di Jakarta, Selasa (5/12/2023).
Pemerintah terus memperkuat ekosistem hijau secara menyeluruh menyusul peningkatan kebutuhan terhadap produk industri hijau, termasuk di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT). Kemenperin pun memfasilitasi penerapan Standar Industri Hijau (SIH) di sejumlah perusahaan manufaktur.
“Kami menyiapkan balai-balai kami dalam menjadi mitra transformasi dari industri melalui penyediaan jasa industri sebagai infrastruktur mutu sekaligus infrastruktur sustainability,” imbuh Andi.
BSKJI juga memperkuat ekosistem industri hijau melalui melakukan kerja sama dengan pemangku kepentingan lain sebagai wujud pengoptimalan program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN).
Misalnya, Kemenperin tengah menjalin kerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dalam menyusun green katalog.
“Sehingga produk lokal dan green menjadi prioritas dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, pada kesempatan pertama. Selanjutnya, green market bisa menyeluruh baik di tingkat korporasi maupun masyarakat umum,” tutupnya. (ANT/Akhirudin).