SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Bogor, Pemerintah akhirnya bertindak tegas terhadap empat tempat wisata di Puncak, Bogor, Jawa Barat, yang dianggap melanggar aturan lingkungan dan menyebabkan kerusakan ekosistem. Keempat lokasi ini disegel karena diduga berkontribusi pada meningkatnya banjir di Jabodetabek.
Aksi ini dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, dan Bupati Bogor Rudy Susmanto pada Kamis (6/3/2025). Mereka turun langsung memasang plang peringatan dan garis kuning larangan di lokasi yang melanggar.
Wisata Mana Saja yang Ditutup?
Empat tempat yang disegel antara lain:
- Pabrik Teh PT Perusahaan Perkebunan Sumber Sari Bumi Pakuan (PPSSBP)
– Dibangun di dekat Telaga Saat, kawasan resapan air penting.
– Dikhawatirkan merusak ekosistem dan mengurangi sumber air masyarakat.
- PTPN I Regional 2 Gunung Mas
– Ditemukan pelanggaran tata kelola lingkungan di area perkebunan.
- PT Jaswita Jabar (Hibiscus Park)
– Wisata ini beroperasi tanpa memenuhi standar lingkungan.
- Jembatan Gantung Eiger Adventure Land, Megamendung
– Berada di kaki Gunung Gede Pangrango, diduga mengancam keseimbangan ekosistem.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol menegaskan bahwa pemerintah tidak akan segan menindak pelanggar lingkungan.
“Kami tidak akan memberi toleransi kepada pemegang izin yang menyalahi aturan. Penegakan hukum harus dilakukan secara konsisten demi menjaga keseimbangan ekosistem,” ujar Hanif.
Pemerintah juga mengincar 18 kerja sama operasional (KSO) di Puncak yang bermitra dengan PTPN I Regional 2 serta 33 lokasi wisata lain yang terindikasi melanggar aturan lingkungan.
Eiger Adventure Land Diminta Dibongkar!
Khusus untuk Eiger Adventure Land, Hanif meminta pengelola membongkar sendiri fasilitas yang ada.
“Kawasan ini berpotensi merusak keseimbangan ekosistem di sekitarnya,” katanya.
Jika tidak dilakukan pembongkaran, pemerintah akan mengambil tindakan lebih lanjut.
Gubernur Jabar: Puncak Harus Jadi Hutan Lagi!
Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan bahwa langkah ini adalah bagian dari upaya mengembalikan Puncak seperti dulu: hutan dan area resapan air.
“Saya ingin Puncak kembali seperti semula, menjadi kawasan hijau. Kami akan bongkar bangunan tak berizin dan menghutankan kembali wilayah resapan air,” tegas Dedi.
Langkah ini diambil karena dampak hujan deras makin terasa. Saat ini, banjir sudah melanda Sukabumi, Bekasi, Karawang, dan Cirebon, bahkan berpengaruh ke Jakarta karena air dari hulu mengalir ke ibu kota.
Solusi: Modifikasi Cuaca untuk Kurangi Hujan
Menurut BMKG, hujan deras masih akan terjadi pada 10-20 Maret 2025. Untuk mengurangi dampaknya, Pemprov Jabar akan melakukan modifikasi cuaca selama 10 hari.
“Mudah-mudahan modifikasi cuaca ini bisa mengurangi beban air yang jatuh ke wilayah-wilayah rawan banjir,” harap Dedi.
Di akhir keterangannya, Dedi juga meminta dukungan masyarakat agar langkah ini berhasil.
“Mohon doanya agar semua tim yang bekerja setiap hari menyelesaikan masalah warga diberikan kesehatan,” tutupnya.
Pemerintah mengambil langkah tegas dengan menyegel empat lokasi wisata di Puncak demi melindungi lingkungan dan mengurangi risiko banjir. Selain itu, akan ada modifikasi cuaca untuk mengendalikan hujan deras yang berpotensi memperparah situasi. Langkah-langkah ini diharapkan bisa membawa Puncak kembali ke fungsinya sebagai kawasan hijau dan resapan air.
(Anton)