SUARAINDONEWS.COM, Tangerang-Indonesia Kembali mendapatkan pasokan vaksin COVID-19 merek Pfizer sebanyak 2.259.270 dosis pada Minggu (21/11/2021). Vaksin ini didatangkan melalui kerja sama pembelian langsung atau direct purchases dengan pemangku kepentingan yang terkait.
Menggunakan maskapai penerbangan My Indo Airline dengan nomor penerbangan 2Y-2201, kedatangan vaksin ini akan masuk dalam tahap ke-125 kedatangan vaksin ke tanah air. Diperkirakan tiba di tanah air pada pukul sekitar pukul 10.44 WIB di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).
Vaksin Pfizer dalam jumlah tersebut pada hari yang sama juga langsung dibagikan ke sejumlah wilayah lainnya di tanah air melalui Bandara Ahmad Yani, Kota Semarang di Jawa Tengah, Bandara Juanda, Kota Surabaya di Jawa Timur, dan Bandara Sepinggan, Kota Balikpapan di Kalimantan Timur.
Vaksin yang tiba kali ini merupakan vaksin jadi atau siap pakai. Nantinya, vaksin ini akan diberikan kepada masyarakat luas yang mengikuti program vaksinasi massal yang selenggarakan oleh pemerintah pada beberapa waktu ke depan.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada 14 Juli 2021, telah menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk jenis vaksin ini. Hal tersebut didasari oleh, data uji klinik fase 3, efikasi vaksin Pfizer pada usia 16 tahun ke atas menunjukan keberhasilan sebanyak 95,5 persen dan pada remaja usia 12-15 tahun sebesar 100 persen. Data imunogenisitas menunjukkan pemberian 2 dosis vaksin itu dalam selang 3 minggu menghasilkan respons imun yang baik.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, ada tiga cara pemerintah mengamankan pasokan vaksin COVID-19 bagi seluruh masyarakat Indonesia. Sehingga, penanganan wabah global COVID-19 dapat dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan dapat efektif.
Pertama, dengan cara kerja sama bisnis yakni pembelian langsung dosis vaksin COVID-19 dengan perusahaan farmasi terkemuka di dunia. Sehingga, vaksin yang didapatkan tersebut dapat berkhasiat mencegah infeksi berat dari wabah global COVID-19.
“Perjanjian yang sifatnya bussines to bussines yang dilakukan oleh pemerintah,” ujar Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, melalui konferensi pers secara virtual beberapa waktu lalu.
Kedua, pemerintah melakukan kerja sama yang melibatkan berbagai pihak dari mulai organisasi internasional maupun negara yang disebut dengan multilateral. Melalui kerja sama itu, Indonesia mendapatkan dosis vaksin dari berbagai merek dalam beberapa waktu ke depan.
Ketiga, pemerintah mendapatkan pasokan vaksin dari bantuan atau hibah dari negara lain. Yang termasuk dalam berbagi dosis atau dose sharing yang saat ini sedang dilakukan oleh seluruh negara untuk mendorong kesetaraan akses vaksin.
Berdasarkan data yang dihimpun, tibanya vaksin tahap ke-125 ini akan membuat stok vaksin Indonesia semakin bertambah melimpah. Dengan total vaksin yang dimiliki oleh Indonesia mencapai sebanyak 346.867.830 dosis vaksin COVID-19 dalam bentuk jadi maupun bentuk mentah (bulk).
Rincian vaksin COVID-19 yang dimiliki Indonesia yaitu sebanyak 260.476.280 dosis vaksin Sinovac dalam bentuk jadi maupun bulk, sebanyak 40.051.560 dosis vaksin AstraZeneca, sebanyak 8.200.000 dosis vaksin Sinopharm, 9.500.160 dosis vaksin Moderna, 27.900.230 dosis vaksin Pfizer, dan 500.000 dosis vaksin Janssen (Johnson & Johnson). (Rizky).