SUARAINDONEWS.COM, Jakarta– Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menyatakan bahwa Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, serta menyebutnya sebagai kejahatan agresi, pelanggaran hukum internasional yang mencolok, dan pelanggaran serius terhadap kedaulatan Iran.
Pertemuan Darurat dan Pernyataan Kecaman
Pertemuan darurat pada Rabu (7/8/2024) keratin, yang dipicu oleh tuduhan Iran bahwa Israel membunuh Haniyeh saat dia berada di Teheran, diakhiri dengan kecaman keras terhadap tindakan Israel. OKI menekankan bahwa pembunuhan Haniyeh merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional, Piagam PBB, dan serangan terhadap integritas teritorial serta keamanan nasional Iran.
Pernyataan akhir yang dikeluarkan dari kota Jeddah, Arab Saudi, menyesalkan kejahatan perang dan genosida yang dilakukan oleh Israel di Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem.
Seruan untuk Gencatan Senjata
OKI juga mendesak Dewan Keamanan PBB memberlakukan gencatan senjata segera dan komprehensif terhadap agresi Israel dan memastikan akses yang memadai serta berkelanjutan terhadap bantuan kemanusiaan di seluruh Jalur Gaza.
Organisasi tersebut turut menyampaikan kekhawatiran tentang potensi eskalasi, khususnya sebagai tanggapan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah, Fuad Shukr, di Beirut dan kemungkinan tindakan balasan dari Iran setelah pembunuhan Haniyeh.
Dampak Perang Israel di Jalur Gaza
Eskalasi terjadi di tengah serangan dahsyat Israel di Jalur Gaza sejak serangan Hamas Oktober tahun lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera. Hampir 40.000 warga Palestina telah tewas sejak saat itu, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 91.000 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari 10 bulan dalam perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Tetap pantau SUARAINDONEWS.COM untuk informasi lebih lanjut.
DSK | Foto: HO-Anadolu/www.aa.com.tr