SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Andy Dewantoro, perupa kontemporer Indonesia yang telah melang-lang buana ke mancanegara, bersama Eddie Prabandono, di Galeri Salihara memamerkan karya – karya lukisan dan instalasinya, 28 Juli-20 Agustus, bertajuk Obscure.
Pameran yang dikuratori Asikin Hasan ini, menggambarkan kondisi abu-abu atau samar-samar dari sebuah obyek lukisan. Seperti melihat dalam kabut. Tak bisa memastikan apa sesungguhnya objek di depan mata. Kita terus diajak membuat tafsir atau dugaan-dugaan subyektif. Seperti hal-hal yang terjadi dalam kehidupan ini. Dikira pasti ternyata hanya samar bayang ilusi semata.
Dead Endi (2017l karya Andy Dewantoro, lukisan dengan ukuran 200 x 200 cm yang hanya menggambarkan ruang kosong. Apakah kosong telah ditinggalkan penghuninya atau memang tidak pernah ada yang menghuninya. Sedangkan Eddie Prabandono lewat karya Archeology of The Future, yang menggambarkan manusia masa kini dan nanti, yang tidak lagi berada dalam tanda-tanda konvensional, namun hanya berupa sinyal yang dimainkan dari perangkat teknologi komunikasi yang canggih.
Andy Dewantoro dan Eddi Prabandono adalah dua perupa kontemporer Indonesia yang luas dikenal, baik di dalam maupun luar negeri. Walau dekat dalam gagasan, namun berbeda dalam pilihan medium. Andy Dewantoro tetap pada sikapnya, mengembangkan seni lukis baru di atas kanvas, dalam ukuran besar. Sedangkan Eddi Prabandono sebagaimana karya-karya-nya terahir ini, banyak menampilkan instalasi, yang juga memperlihatkan tanda-tanda perubahan yang cepat dalam masyarakat.
Pameran ini menjejak dalam tanda-tanda modernitas yang hadir dalam keseharian kita, yang mungkin kelak hanya sebagai kenangan belaka.
(tjo; foto ist