SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Medio pertengahan tahun lalu menjadi sebuah peristiwa tersedih dalam hidupnya. Secara mendadak ayahandanya, Mayjend.TNI.H.Bambang Chris Hardianto, SIp, MM harus berpulang ke hadirat sang pencipta. Kepedihan serta kerinduan yang tak terelakan ini, lantas dituangkan putra laki laki satu-satunya ini, disaat usianya beranjak 8 tahun, Dimas ‘Bisma’ Krisena Wahyusadewo dalam lirik indah yang bertajuk ‘Ayahku Tersayang’.
…”Tapi Kau Kini Telah Pergi Tinggalkan Aku Disini”…, itulah ungkapan terdalam Dimas ‘Bisma’ Krisena Wahyusadewo untuk mengungkapkan kerinduan ‘Sang Youtuber’ penyuka tokoh ‘Bisma’ dalam Wayang Orang itu kepada sang ayah.
Saat mengungkapkan perasaan kerinduannya tersebut, buliran air matanya nampak tak terbendung lagi. Sebuah perasaan yang sulit diungkapkan untuk anak seusianya. Kerinduan yang sesungguhnya dari Dimas ‘Bisma’ Krisena Wahyusadewo yang tak sanggup diungkapkannya dan hanya lewat nyanyian ‘Ayahku Tersayang’ semuanya terungkapkan.
Dimas bukanlah Saga atau Drew yang memang dilahirkan dari orangtua yang memiliki darah seni didalamnya. Namun kejujurannya dalam bernyanyi untuk mengungkapkan segenap kerinduannya itu benar benar ‘menyentuh’ siapa saja yang mendengarkannya.
Kejujuran dalam bernyanyi inilah berhasil ditempatkan dengan tepat oleh Muhammad Noor Gibran dan Redinca Nahumury, selaku Music Producer serta Music Arranger dari single Dimas tersebut. Tanpa ornamen musik yang berlebihan ‘Ayahku Tersayang’ menjadi sangat natural dan menjadikan Dimas bermusik dengan apa adanya.
Bahkan diakui Gibran bahwa dirinya tak ingin merengut dunia anak anak Dimas untuk mengungkapkan perasaannya dalam lagunya ini. Bahkan dirinya sengaja hanya mengikuti Dimas untuk mengeksplore kemampuan olah vokalnya. Dirinya pun membiarkan suara yang tidak tepat dalam nada dari Dimas turut mewarnai lagunya ini. Sungguh dirinya ingin se natural mungkin Dimas menyanyikannya.
Dalam menggarap ‘Ayahku Tersayang’ nyaris tak ada yang sulit didalam prosesnya. Dimas dan Gibran mampu membangun komunikasi serta chemistery dengan baik. Dimas juga cukup disiplin dalam menjadikan lagunya begitu indah. Dimas pun bernyanyi dengan artikulasi yang jelas dan lantang. Bahkan di sela sela proses rekamannya kerap bermain games bersama. Sehingga kedekatan keduanya semakin terbangun.
Sedangkan bagi R.Aj.Dra.Hj.Erna Sapta Wahyuni, SE, MAPPI (CERT), sang ibunda, hanya berusaha untuk sepenuh kemampuannya mewujudkan keinginan Dimas, putranya. Keinginan yang saat 40 hari kepergian suaminya, Dimas memperkenalkan ciptaannya itu kepada yang hadir. Karena Dimas ingin semua orang bisa mendengar lagunya agar tahu betapa besar kasih sayangnya pada ayahandanya.
Dimas yang bersekolah di Sekolah Dasar Global Islamic School ingin berterimakasih, semoga ayahnya di surga bisa mendengar dan menyukai lagunya ini.(tjoek)