SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Ketua Bidang Luar Negeri dan Hubungan Internasional DPP Partai Golkar, Ali Mochtar Ngabalin, menerima kunjungan delegasi perempuan dari Partai Keadilan Rakyat (PKR) Malaysia dalam pertemuan bilateral yang berlangsung hangat dan penuh semangat solidaritas perempuan lintas negara.
Ngabalin mewakili Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia, yang baru kembali dari kunjungan kenegaraan di Moskow bersama Presiden RI, Prabowo Subianto. Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas dua isu krusial yang menjadi perhatian bersama:
1. Nasib anak-anak imigran Indonesia di perbatasan, serta
2. Masa depan perempuan dan anak-anak korban konflik bersenjata, termasuk yang terdampak dari eskalasi perang di Timur Tengah.
“Isu ini sangat penting dan menyentuh kemanusiaan. Kami memerlukan waktu dan kerja sama lintas negara yang sungguh panjang dan intensif,” ujar Ngabalin.
Ngabalin juga mengumumkan rencana kunjungan DPP Partai Golkar ke Kuala Lumpur dalam waktu dekat, guna memperkuat sinergi antarpartai dan memperluas diplomasi kemanusiaan. Ia menegaskan, Partai Golkar saat ini menjadi satu-satunya perwakilan partai politik Indonesia yang diundang dalam Konferensi Anti-Kolonialisme di Aljazair, bersama partai-partai besar dari Rusia dan Amerika Serikat.
Meski konferensi tersebut ditunda akibat meningkatnya ketegangan global, Ngabalin menegaskan bahwa jalur diplomasi lunak (soft diplomacy) tetap menjadi kekuatan utama Indonesia. “Usulan Partai Golkar kepada Presiden Prabowo Subianto adalah untuk menyelesaikan konflik global, bukan dengan senjata, melainkan dengan diplomasi nurani,” ujarnya.
Menyoroti konflik antara Iran dan Israel, Ngabalin tak menampik adanya kekhawatiran akan potensi pecahnya Perang Dunia Ketiga, terutama akibat meningkatnya keterlibatan negara-negara besar dan penutupan jalur vital energi dunia seperti Selat Hormuz.
“Kita tidak bisa menutup mata. Lonjakan harga minyak bisa berdampak besar bagi dunia, termasuk Indonesia. Karena itu, Indonesia harus tampil sebagai penengah. Dan dalam forum OKI, sekali lagi, Indonesia diundang sebagai keynote speaker untuk menyuarakan diplomasi damai,” ujarnya.
Terkait wacana penampungan pengungsi Palestina, Ngabalin menyebut bahwa belum ada keputusan resmi, namun Golkar akan mendukung kebijakan pemerintah sepanjang sejalan dengan kemaslahatan dan kemanusiaan.
Ngabalin juga menegaskan, Golkar akan senantiasa berada di belakang Presiden Prabowo dalam menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif, terutama dalam menghadapi dinamika global yang kian mengkhawatirkan.
“Golkar menjadi partai koalisi pertama yang mendukung penuh sikap Presiden terhadap Palestina. Semua ini adalah bentuk dukungan penuh terhadap arah diplomasi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo,” pungkasnya.
(Anton)