SUARAINDONEWS.COM, Surabaya – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengakui banyak pihak yang memintanya untuk tidak mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2024.
Pernyataan tersebut dia sampaikan saat membuka acara Grand Final Gus Muhaimin Festival Al-Banjari se-Jawa Timur yang digelar di Kantor DPW PKB Jatim, Surabaya, Sabtu (3/12/2022).
“Banyak yang datang kepada saya, Gus Muhaimin mundur aja enggak usah nyapres, akan banyak sekali tantangan dan peluang yang akan sulit,” kata pria yang akrab disapa Cak Imin.
Menanggapi hal itu, Muhaimin mengaku dirinya tidak akan mundur. Karena baginya, maju pada Pilpres 2024 merupakan jihad untuk menata Indonesia menjadi lebih baik. Hal itu sebagaimana perintah Muktamar PKB.
“Banyak yang bisikkan ke saya, awas serangan menjadi lebih kenceng lagi semakin hari semakin ke depan. Ini perintah Muktamar, sehingga kalau saya mundur, maka saya harus melaksanakan Muktamar untuk mengubah kewajiban,” ujarnya.
Muhaimin juga menyebut, banyak pihak cemburu dan iri kepada PKB karena partai berlambang bola dunia tersebut terus dibiarkan hidup.
PKB, kata Muhaimin, tidak mempunya infrastruktur yang bagus, tetapi dapat terus berkembang dan mampu menghadapi berbagai tantangan zaman.
“Sebagai kekuatan politik, PKB saya lihat sebetulnya itu gasnya masih setengah. Ibarat gas mobil, kita gasnya baru 50 nih. Kalau digas lagi bisa 100. Ini saja sudah banyak yang cemburu. Ya, sudah enggak usah digas kenceng-kenceng,” ujar Wakil Ketua DPR dari PKB ini.
Koalisi Partai Gerindra dan PKB dalam menghadapi Pilpres 2024 masih buntu. Kedua partai ngotot menyodorkan ketua umumnya masing-masing sebagai capres.
Muhaimin mengatakan partainya dan Gerindra belum bersepakat soal capres yang bakal diusung bersama. Begitu pula dengan Gerindra.
Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani mengakui kedua partai belum memutuskan sosok capres-cawapres. Sementara Gerindra telah mendeklarasikan Prabowo sebagai capres 2024.
Menurut Muzani, keputusan capres dan cawapres Koalisi Indonesia Raya berada sepenuhnya di tangan Prabowo dan Muhaimin Iskandar. (wwa)