SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Perusahaan rintisan hasil spin-off MIT, Electrified Thermal Solutions, menggandeng raksasa material tahan panas asal AS, Harbison-Walker International (HWI), untuk memproduksi batu bata listrik atau E-bricks—batu bata konduktif yang bisa menyimpan dan melepaskan panas hingga 1.800 °C (lebih panas dari lava gunung berapi) dengan memanfaatkan listrik dari energi terbarukan.
Solusi Panas Industri Ramah Lingkungan
Teknologi ini dikemas dalam sistem bernama Joule Hive Thermal Battery, yang mengubah listrik bersih menjadi panas ekstrem. Suhu setinggi itu cukup untuk menjalankan proses industri yang haus energi, seperti pembuatan baja, kaca, dan semen—sektor yang selama ini bergantung penuh pada pembakaran bahan bakar fosil.
Dengan E-bricks, pabrik bisa melepas ketergantungan dari batu bara atau gas tanpa mengorbankan kinerja, bahkan dengan biaya yang lebih rendah. Selain itu, sistem ini mudah diperbanyak karena bisa diproduksi di pabrik HWI yang sudah ada, tanpa perlu membangun fasilitas baru dari nol.
Target Besar 2030
Electrified Thermal menargetkan sistem komersial pertama Joule Hive beroperasi tahun ini. Pada 2030, mereka berambisi memasang 2 gigawatt tenaga panas di berbagai sektor industri.
CEO sekaligus pendiri Electrified Thermal, Daniel Stack, menyebut panas industri sebagai “tantangan paling sulit” dalam upaya dunia melawan perubahan iklim. “Sebagian besar panas industri di dunia masih dihasilkan dari bahan bakar fosil. Kerja sama ini mengubah potensi hambatan manufaktur menjadi keuntungan besar untuk mempercepat produksi,” ujarnya.
Pihak HWI menegaskan E-bricks adalah terobosan besar karena tetap tahan suhu tinggi yang dibutuhkan pelanggan, sekaligus menghasilkan panas untuk proses industri. Sementara Calderys—perusahaan induk HWI—siap memperluas produksi E-bricks ke jaringan global mereka demi memenuhi permintaan industri yang semakin beralih ke energi bersih.
(Anton)