SUARAINDONEWS.COM, Kertajati — Kawasan Cirebon–Patimban–Kertajati (Rebana) Metropolitan makin mirip anak emas pembangunan Jawa Barat. Infrastruktur dikebut, industri berdatangan, investor antre. Kalau Rebana ini film, sekarang sudah masuk babak klimaks.
Dengan hadirnya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, konektivitas tol yang kian mulus, serta perencanaan kawasan yang rapi dari pemerintah, Rebana diproyeksikan jadi poros ekonomi dan industri masa depan. Buktinya, hingga kuartal III 2025 sudah ada 36 tenant industri yang nangkring di kawasan ini, dengan nilai investasi tembus lebih dari Rp25 triliun—naik kelas dibanding 2024.
Kepala Pelaksana Badan Pengelola Kawasan Rebana, Helmi Yahya, menyebut pertumbuhan ekonomi Rebana bahkan melaju lebih kencang dibanding Jawa Barat dan nasional. Pada triwulan III 2025, ekonomi Rebana tumbuh 5,53 persen.
“Majalengka jadi salah satu bintang utama. Pertumbuhan ekonominya mencapai 8,07 persen (YoY), tertinggi kedua di Rebana, dan sudah menyerap 18.933 tenaga kerja hingga kuartal III 2025,” ujar Helmi dalam paparan di acara Media Gathering Metland Kertajati, Sabtu (13/12).
Industri Datang, Hunian Ikut Ngebut
Seiring geliat industri yang makin ramai, kebutuhan hunian dan akomodasi jelas ikut naik. Di sinilah Metland masuk ke panggung utama. Pada akhir 2024, PT Metropolitan Land Tbk resmi memperkenalkan Metland Kertajati sebagai kawasan hunian dan komersial modern yang dirancang khusus untuk menopang aktivitas industri Rebana.
“Kawasan industri yang berkembang pasti butuh hunian dan hotel untuk long stay guest. Metland Kertajati hadir untuk menjawab kebutuhan itu,” kata Anhar Sudradjat, Presiden Direktur PT Metropolitan Land Tbk.
Tak sekadar tempat singgah, Metland Kertajati diproyeksikan jadi ‘penghidup suasana’ Rebana—bukan cuma sibuk di jam kerja, tapi tetap bernyawa setelah matahari terbenam.
Konsep New City, Bukan Sekadar Perumahan
Direktur PT Metropolitan Land Tbk Nitik Hening memaparkan, Metland Kertajati dikembangkan dengan konsep New City. Isinya bukan cuma rumah, tapi juga pusat komersial, hotel, fasilitas pendidikan, layanan kesehatan, ruang terbuka hijau, hingga jaringan usaha yang saling terhubung.
Tahap awal, Metland membuka lahan empat hektare bertajuk Sava Terra. Hasilnya? Rumah, ruko, hingga rumah kos (rukos) ludes terjual.
Saat ini, Metland tengah memasarkan Ruko Dharmawangsa untuk meramaikan area komersial, sekaligus menyiapkan Cluster Tanasultan, hunian premium dengan luas tanah 160–256 meter persegi. Harga mulai Rp2,7 miliar, menyasar masyarakat lokal yang ingin naik kelas tanpa harus hijrah jauh dari kampung halaman.
Metland Smara Hotel, Nyaman Seperti Jatuh Cinta
Tak cuma hunian, Metland juga serius menggarap sektor perhotelan lewat Metland Hotel Grup (MHG). Direktur PT Metropolitan Land Tbk Wahyu Sulistio menjelaskan, seluruh hotel Metland kini mengusung nama “Metland” sebagai jaminan kualitas layanan.
Salah satunya Metland Smara Hotel Kertajati, hotel bintang empat yang sudah beroperasi sejak 2021. “Smara” diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti cinta. Harapannya, tamu merasa hangat, nyaman, dan betah—mirip perasaan jatuh cinta, tapi versi menginap.
Hotel ini menyasar kebutuhan MICE serta akomodasi modern bagi korporasi dan industri di Rebana. Ke depan, nama Metland Smara juga akan dipakai di lokasi strategis lain, termasuk Bekasi.
“Saat ini MHG mengelola enam hotel, dan akan segera menjadi delapan hotel seiring pembangunan Metland Smara Bekasi dan Metland Marron Tomohon,” tutup Wahyu.
Singkat kata, Rebana sedang naik daun, dan Metland Kertajati datang di waktu yang pas. Industri jalan, hunian siap, hotel nyaman—kombinasi yang bikin Rebana bukan cuma jadi kawasan kerja, tapi juga tempat hidup yang layak dan menggoda.
(Anton)




















































