SUARAINDONEWS.COM, JakartaBadan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) terus aktif melaksanakan Training of Trainer (ToT) kendati trend penyalahgunaan bahan berbahaya mengalami penurunan.
“Hasil monitoring BPOM, makanan takjil, jajanan sekolah dan industri pangan mengalami penurunan, tapi bukan berarti kerja kita sudah berhasil. Sekecil apapun penyalahgunaan yang menggunakan bahan berbahaya, bisa berakibat fatal bagi masa depan anak bangsa, ” ujar Deputi Badan Pengawasan Keamanan Produk makanan Berbahaya (BPKP) Suratmono saat memberikan sambutan
ToT fasilitator pasar aman dari bahan berbahaya nasional di Hotel Swiss Belinn Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (8/8/2016).
Suratmono mengatakan, pihaknya akan terus menyentuh bagian hulu, bukan hanya menangani industri pangan atau bagian hilir yakni pelaku yang menyalahgunakan bahan berbahaya.
“Kami akan terus menanggulangi bagian hulu utamanya pihak-pihak yang melakukan peredaran bahan berbahaya. Harus diawasi ketat izin peredarannya, ” ujar Suratmono.
Suratmono mengatakan ToT dinilai penting karena pihaknya tidak bisa bekerja sendirian untuk melakukan pengawasan para pihak yang menyalahgunakan bahan berbahaya.
“Pelatihan ini sangat penting, untuk menghasilkan tenaga fasilitator yang mampu menggerakkan pasar aman di daerah, ” ujarnya seraya mengatakan selain sosialisasi, yang terutama adalah penegakkan hukum bagi pihak-pihak yang terbukti melakukan peredaran dan memproduksi bahan berbahaya..
Dalam kesempatan sama, Direktur Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Drs Mustofa Apt, MKes mengatakan kegiatan ToT bertujuan untuk mencetak kader yang akan mengembangkan program pasar aman dari bahan berbahaya sehingga jumlah pasar percontohan aman dari bahan berbahaya senmakin bertambah banyak (replikasi). “Diharapkan keamanan pangan di pasar meningkat sehingga masyarakat terlindungi dari mengkonsumsi pangan yang mengandung bahan berbahaya semakin luas, ” ujarnya.
Mustofa yang ketua panitia pelaksana mengatakan kegiatan ToT diikuti oleh 67 peserta dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) khususnya yang membidangi urusan perindustrian, perdagangan dan pasar di 31 provinsi, Balai Besar/Balai POM dari 30 provinsi dan Badan POM di Pusat.
“Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh di daerahnya masing-masing sehingga replikasi pasar percontohan pasar aman dari bahan berbahaya dapat terlaksana dengan baik, ” ujarnya.(EKJ)