SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan, upaya pengendalian inflasi bakal terus dilakukan mengingat situasi global masih dinamis.
Hal ini ditandai dengan masih belangsungnya perang Rusia-Ukraina dan adanya fenomena El Nino.
“Jadi kita akan terus kendalikan (inflasi) secara ketat, terima kasih banyak kepada seluruh rekan-rekan pemerintah daerah yang telah berkontribusi,” ujar Mendagri seperti dikutip Minggu (3/9/2023).
Lebih lanjut, Mendagri meminta masyarakat agar tetap tenang karena inflasi secara nasional berada di angka 3,08 persen pada Juli 2023.
Kondisi ini menunjukkan tersedianya barang dan jasa dengan harga yang terjangkau. Pemerintah juga terus melakukan berbagai gerakan pengendalian harga, seperti gerakan menanam cabai dan gerakan pasar murah.
Sebagai pembina dan pengawas pemerintahan daerah, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terus memberikan arahan kepada pemerintah daerah (Pemda) sekaligus masukan kepada kementerian/lembaga terkait mengenai pengendalian inflasi.
“Kemudian Bapak Presiden juga memberikan arahan kepada kami semua agar menangani inflasi ini seperti zaman Covid, dilakukan secara intens, detail, dan betul-betul terpetakan,” ujarnya.
Berdasarkan arahan tersebut, lanjut Mendagri, pemerintah pusat dan Pemda memanfaatkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang rutin setiap minggu melakukan survei terhadap proksi inflasi.
Dari data tersebut, bakal terlihat daerah mana yang inflasinya tinggi maupun rendah. Tak hanya itu, pemerintah pusat juga dapat mengetahui komoditas apa yang menyumbang tingginya inflasi di suatu daerah.
“Dengan demikian intervensinya akan betul-betul tepat, jadi diagnosanya tepat, terapinya akan tepat,” jelas Mendagri.
Selain itu, tambah Mendagri, pihaknya rutin menggelar Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah setiap minggu yang merupakan arahan dari Presiden Jokowi.
“Kita lanjutkan terus tiap minggu dengan seluruh kepala daerah dan data-datanya disampaikan,” ujarnya.
Mendagri mengatakan, meski inflasi secara nasional terkendali, kondisi di masing-masing daerah masih bervariasi. Ada daerah yang angka inflasinya di bawah rerata nasional, ada pula yang di atas capaian nasional. Data tersebut terus disampaikan kepada daerah agar terbangun iklim kompetitif antardaerah.
“Tiap minggu kita bacain 10 (daerah) tertinggi [inflasinya] 10 (daerah) terendah (inflasinya), dan kemudian Pak Menko Ekonomi dan Ibu Menkeu memberikan hadiah, yaitu dalam bentuk dana insentif daerah,” terangnya. (wwa)