SURAINDONEWS.COM, Jakarta – Ancaman demam berdarah (dengue) masih terus menghantui masyarakat Indonesia. Untuk itu, Kaukus Kesehatan DPR RI, Kementerian Kesehatan RI, bersama mitra seperti Bio Farma, PT Takeda Innovative Medicines, dan World Mosquito Program, menggelar High Level Focus Group Discussion (FGD) sekaligus meluncurkan Presidium Kaukus Kesehatan DPR RI periode 2025–2030.
Acara yang digelar di Gedung Nusantara DPR RI ini menjadi bagian dari inisiatif Koalisi Bersama Lawan Dengue (KOBAR Lawan Dengue)—gerakan nasional yang bertujuan mewujudkan Indonesia bebas kematian akibat dengue pada tahun 2030.
DPR RI Tegaskan Komitmen Hadapi Darurat Dengue
Cucun Ahmad Syamsurijal, Wakil Ketua DPR RI, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi ancaman dengue yang makin meluas.
“Kehadiran presidium ini adalah bukti nyata bahwa DPR RI serius mendorong agenda kesehatan nasional. Dalam kondisi darurat dengue saat ini, sinergi lintas sektor bukan lagi pilihan, tapi keharusan,” tegas Cucun.
Angka Dengue Masih Tinggi, Perlu Langkah Strategis
Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan, sepanjang 2024 terjadi 257.271 kasus dengan 1.461 kematian akibat dengue. Bahkan hingga 16 Mei 2025, sudah tercatat 56.269 kasus dan 250 kematian yang tersebar di 456 kabupaten/kota—artinya, dengue telah menjangkau lebih dari 87% wilayah Indonesia.
Wamenkes: Saatnya Revisi Strategi Nasional
Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Wakil Menteri Kesehatan RI, menyambut baik forum ini sebagai wadah untuk menyusun ulang strategi nasional penanggulangan dengue (Stranas Dengue).
“Stranas Dengue 2021–2025 jadi fondasi penting, tapi sekarang sudah waktunya diperbarui. Kita harus lebih adaptif dengan kondisi terkini, mulai dari deteksi dini, respons cepat, hingga teknologi seperti vaksin dan wolbachia,” jelas Dante.
Beliau juga menekankan pentingnya penguatan sistem surveilans real-time, integrasi data lewat SATUSEHAT, serta pendekatan kolaboratif lintas sektor sebagai kunci keberhasilan menuju Dengue Zero 2030.
Rekomendasi FGD: Solusi Menuju Indonesia Bebas Dengue
Diskusi yang digelar menghadirkan sejumlah rekomendasi strategis:
- Stranas Dengue 2025–2030 harus inklusif dan berbasis masyarakat.
- Usulan Instruksi Presiden (Inpres) Pengendalian Dengue untuk memperkuat kepemimpinan lintas sektor.
- Reformasi sistem surveilans & deteksi dini dengan pemanfaatan AI dan data terintegrasi.
- Pemerataan diagnostik cepat di layanan primer.
- Akses lebih luas terhadap vaksin dengue dan teknologi wolbachia.
- Pembentukan dana khusus & skema blended financing.
- Optimalisasi peran KOBAR sebagai motor advokasi dan kolaborasi.
Dukungan dari Sektor Swasta: Kolaborasi Jadi Kunci
Andreas Gutk cht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines:
“Dengue tidak kenal batas. Pencegahan yang komprehensif dan inklusif sangat krusial. Kami mendukung penuh KOBAR sebagai wadah sinergi bersama menuju nol kematian dengue.”
Shadiq Akasya, Presiden Direktur Bio Farma, menambahkan:
“KOBAR Lawan Dengue adalah bentuk nyata semangat gotong royong. Bio Farma siap mendukung dari sisi edukasi masyarakat hingga adopsi inovasi pencegahan. Bersama, kita bisa wujudkan target Dengue Zero 2030.”
Apa Itu KOBAR Lawan Dengue?
Diluncurkan pada 2023, Koalisi Bersama (KOBAR) Lawan Dengue adalah gerakan kolektif yang dipelopori DPR RI dan Kemenkes RI bersama mitra lainnya. Misinya: mengakselerasi pengendalian dengue demi menekan angka kematian dan membangun masa depan Indonesia yang lebih sehat.
Penutup: Menuju Indonesia Lebih Tangguh
Lewat kerja sama strategis, dukungan legislatif, dan pelibatan masyarakat, DPR RI dan para mitra bertekad memperkuat sistem kesehatan Indonesia dalam menghadapi penyakit menular seperti dengue. Langkah bersama ini bukan sekadar komitmen, tapi wujud nyata keberpihakan pada rakyat.
“Indonesia bebas kematian akibat dengue bukan mimpi. Tapi misi yang harus diwujudkan—bersama.”
(Anton)