SUARAINDONEWS.COM, Bogor-Saat memberi sambutan dalam Pelatihan Kesiapsiagaan Penanganan Bencana yang dilaksananakan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (Pusdiklat Kessos) di Tagana Centre, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengimbau Taruna Siaga Bencana (Tagana) dapat menganalisis situasi bencana.
“Kekuatan Kementerian Sosial (Kemensos) itu terletak di balai-balai yang berada di daerah, sebab kalian paling dekat dengan lapangan jika terjadi bencana dan masalah sosial lainnya,” kata Mensos Risma, Selasa (09/11/2021).
Menurutnya, Tagana harus mempunyai semangat muda, sedangkan dalam situasi bencana jangan sampai hanya menjadi operator.
“Di lapangan kalian harus tahu apa yang dikerjakan. Jangan sampai menjadi penonton dan operator saja, kita harus bisa menganalisis langkah apa yang akan diambil selanjutnya,” ujar mensos.
Menurutnya, Tagana di lokasi bencana tidak hanya mampu menyalurkan, menyerahkan, dan memberikan berbagai paket bantuan kepada para korban, tetapi perlu ada kemampuan-kemampuan yang lainnya.
“Kemampuan itu adalah analisis situasi bencana. Saat pertama jadi mensos saya turun ke longsor di Sumedang, awalnya korban sembilan orang tapi banyak yang ingin menolong tanpa analisis bencana, dan longsor susulan datang dampaknya korban menjadi 37 orang. Itu bukti pentingnya analisis bencana,” ujar mensos.
Sementara itu, Kepala Badan Pendidikan, Penelitian dan Penyuluhan Sosial (BP3S) Hartono Laras, menyampaikan pentingnya pelatihan untuk SDM Tagana, karena bencana alam di Indonesia terus terjadi di berbagai daerah.
“Menghadapi bencana alam kita butuh kesiapan Tagana dan kemampuannya harus diperhatikan dipersiapkan sebaik mungkin dari waktu ke waktu,” kata Hartono.
Sedangkan Staf Ahli Menteri Bidang Perubahan dan Dinamika Sosial Kementerian Sosial Adi Karyono, mengapresiasi langkah BP3S melalui Pusdiklat Kessos dalam pelaksanaan Diklat SDM Tagana tersebut.
“Kami apresiasi sekali langkah BP3S dalam pelaksanaan diklat ini yang kita harus bersinergi, berkoordinasi lintas sektor dalam penanganan bencana,” pungkas Adi. (Akhirudin).