SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Nama Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana belakangan ramai diperbincangkan publik. Hal itu dipicu oleh kabar viral di media sosial yang menyebut dirinya meminta air galon untuk mandi saat melakukan kunjungan kerja ke daerah.
Isu tersebut pertama kali mencuat dari unggahan video pendek di media sosial. Dalam narasi yang beredar, disebutkan bahwa sang menteri meminta disiapkan air galon untuk mandi karena merasa kurang nyaman dengan fasilitas air yang tersedia di lokasi kunjungan.
Kabar ini cepat menyebar di berbagai platform, mulai dari Instagram, TikTok, hingga pemberitaan sejumlah portal berita daring. Sejumlah warganet pun memberikan komentar bernada kritik. Banyak yang menilai permintaan itu dianggap berlebihan, apalagi saat kunjungan dilakukan ke daerah yang sarana air bersihnya terbatas.
“Kalau benar begitu, kok terkesan tidak memahami kondisi masyarakat di daerah,” tulis salah satu akun yang menanggapi unggahan viral tersebut.
Reaksi Publik dan Sorotan Media
Beberapa media online kemudian mengangkat isu ini dan menghubungkannya dengan latar belakang pribadi Widiyanti yang dikenal sebagai sosok pengusaha sebelum masuk kabinet. Dari sisi pemberitaan, sorotan publik lebih banyak diarahkan pada gaya hidup pejabat yang dianggap harus lebih peka dengan situasi masyarakat di daerah.
Namun hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Kementerian Pariwisata terkait kebenaran kabar “air galon untuk mandi” tersebut. Artinya, informasi yang beredar masih sebatas klaim warganet yang viral dan belum terkonfirmasi langsung.
Siapa Widiyanti Putri Wardhana?
Widiyanti Putri Wardhana adalah Menteri Pariwisata di Kabinet 2024–2029. Ia dilantik bersama jajaran menteri lain pada awal masa pemerintahan. Sebelum menjabat, Widiyanti dikenal sebagai pengusaha dan aktif di berbagai kegiatan bisnis serta sosial.
Catatan
Fenomena viral ini menunjukkan bagaimana isu kecil bisa cepat melebar di era media sosial. Masyarakat diimbau untuk tetap kritis, namun juga menunggu klarifikasi resmi agar tidak terjebak pada informasi yang belum tentu benar.
(Anton)