SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Dalam Rapat Sidang Paripurna yang digelar secara hybrid dengan menerapkan prokes yang ketat, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi pandangan DPR RI yang dianggap sangat konstruktif terkait proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2021 dan 2022 yang cukup optimis.
Hal itu disampaikan Sri Mulyani ketika memberikan tanggapan atas pandangan umum yang sebelumnya disampaikan fraksi-fraksi DPR RI terkait asumsi proyeksi pertumbuhan ekonomi.
“Secara umum, dengan memperhatikan realisasi pertumbuhan ekonomi Triwulan II tahun 2021, pemerintah masih meyakini bahwa angka pertumbuhan ekonomi tahun 2021 masih akan berada dalam kisaran 3,7-4,5 persen,” jelas Menkeu RI, Sri Mulyani di hadapan para wakil rakyat di Sidang Paripurna, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (24/08/2021).
Sri Mulyani melanjutkan, faktor utama keyakinan pemerintah pada proyeksi tersebut yakni terkait arah pemulihan ekonomi yang sudah semakin kuat yang tercermin dari kinerja pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2021 sebesar 7,07 persen. Pertumbuhan ekonomi sesuai dengan prediksi Kementerian Keuangan dan membuktikan bahwa arah dan strategi pemulihan ekonomi telah berjalan di koridor yang tepat.
“Capaian tersebut menunjukkan konsistensi perbaikan kinerja ekonomi sejak mencatat kontraksi terdalam pada triwulan II-2020 yang mencapai minus 5,32 persen. Arah pemulihan didukung lebih lanjut oleh realisasi berbagai indikator utama perekonomian yang terus meningkat,” lanjut Sri Mulyani.
Diketahui, beberapa indikator yang menjadi bukti nyata arah pemulihan, antara lain indeks keyakinan konsumen yang sudah pada level optimis (di atas 100), indeks PMI manufaktur yang terus mencatat ekspansi dalam 6 bulan terakhir secara berturut-turut, serta mobilitas masyarakat (dari indeks google mobility) yang terus mengalami peningkatan.
Kemudian dalam proyeksi tahun 2022, Sri Mulyani menjabarkan, kisaran pertumbuhan ekonomi tahun 2022 juga sejalan dengan proyeksi lembaga internasional terhadap ekonomi Indonesia tahun 2022, yakni dalam rentang 4,9 – 5,2 persen. Hal itu menunjukkan bahwa pelaku ekonomi baik dunia usaha maupun investor telah mengantisipasi interval target pertumbuhan.
Sri Mulyani menyampaikan, pemerintah akan terus berusaha untuk memperkuat sinergi dan koordinasi bauran kebijakan dengan otoritas moneter dan sektor keuangan untuk menjaga momentum pemulihan dan stabilitas ekonomi. Selain itu, Program PEN di tahun 2022 diharapkan dapat mendorong momentum pemulihan sepanjang tahun 2022. (Akhirudin).