SUARAINDONEWS.COM, Labuan Bajo-Pariwisata menjadi potret yang menggambarkan wajah Indonesia kepada dunia internasional. Indonesia mempunyai banyak wilayah dengan keindahan alam dan keanekaragaman budaya, memiliki peluang besar untuk menarik perhatian wisatawan mancanegara sekaligus menunjukkan keramahan budaya Indonesia apabila mampu mengelola kekuatan potensi pariwisatanya dengan baik. Dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan satu dari sekian banyak potensi wisata Indonesia yang menjadi prioritas penataan dan pengembangan wisatawan oleh pemerintah.
Demikian tersirat saat Presiden Joko Widodo kembali berkunjung dan meninjau perkembangan proses penataan kawasan wisata di Labuan Bajo berkomitmen untuk memajukan daerah tersebut.
“Kita ingin membangun Labuan Bajo. Airportnya, mulai tahun ini, landasannya akan diperpanjang, terminal tunggu juga akan diperbesar dan diperbaiki. Agar turis-turis dari mancanegara yang datang ke sini bisa menikmati suasana budaya di Labuan Bajo,” ujarnya di hadapan masyarakat Kabupaten Manggarai Barat, NTT (21/1).
Kita harapkan nanti memiliki dampak ekonomi kepada masyarakat. Kalau turis semakin banyak ke sini, belanja banyak di sini, seperti tadi disampaikan Pak Bupati, pendapatan asli daerah meningkat sampai 1.000 persen, sepuluh kali lipat (dari sebelumnya), lanjut Presiden.
Maka itu, infrastruktur pendukung pariwisata juga harus dibangun. Baik infrastruktur dasar maupun pendukung pariwisata di daerah tersebut dibangun dan diperbaiki sesegera mungkin. Pembangunan dan pembenahan infrastruktur tersebut tentunya harus disertai dengan kesiapan sumber daya manusia yang nantinya akan berhubungan langsung dengan wisatawan mancanegara yang hadir. Yakni keramahan masyarakat Indonesia yang mencitrakan wajah dan kearifan budaya Indonesia di mata dunia.
Sementara itu, Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia ke depan akan berubah wajahnya dengan adanya kegiatan penataan kawasan yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun 2020.
Salah satunya adalah melanjutkan Penataan kawasan Waterfront Labuan Bajo untuk mendukung peningkatan jumlah dan lama kunjungan wisatawan. Pasalnya, Labuan Bajo yang berada di Pulau Flores itu, merupakan gerbang bagi wisatawan yang ingin meneruskan eksplorasinya hingga ke Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar, jelas Menteri PU/PR Basuki.
“Upaya untui meningkatkan kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo akan dilakukan secara bertahap, dengan pembenahan infrastruktur yang akan menjadi prioritas. Lima penataan Zona Waterfront dimaksud kini akan memasuki tahap lelang yang terdiri atas Zona A Bukit Pramuka, Zona B Kampung Air, Zona C Dermaga, Zona D kawasan Pantai Marina (Inaya Bay), Zona E Kampung Ujung.
Penataan Waterfront Labuan Bajo di 5 zona tersebut meliputi Pengembangan Zona A yang dilakukan dengan membangun promenade atau zona pejalan kaki, dilengkapi dengan fasilitas yang nyaman, termasuk taman, kios-kios dan menara pandang di Bukit Pramuka.
Penataan Zona B merupakan lanjutan pengerjaan yang telah dilakukan Kementerian PUPR di Kampung Air yang meliputi penataan ruang-ruang terbuka dengan tema “Tangga Bajo” yang didesain agar setiap sudut ruang dapat diakses publik, termasuk masyarakat lokal, nelayan, dan warga kampung pesisir. Panggung-panggung terbuka juga dibangun agar masyarakat dan wisatawan dapat berbaur menikmati pertunjukkan seni tradisional atau atraksi seni lainnya.
Selanjutnya pada Zona C akan dilakukan penataan Dermaga di kawasan sekitar Pelabuhan Petikemas Bajo yang akan dipindah ke wilayah Wae Klambu. Penataan dilakukan dengan memperlebarkan ruang publik lebih menjorok ke laut dengan membangun sculpture dan fasilitas ruang tunggu, kantor pengelola, pusat informasi serta plaza festival.
Saat ini pesisir pantai tersebut menjadi lokasi bersandar kapal-kapal wisata berbagai jenis, phinisi maupun yacht, dan menjadi pintu masuk wisatawan mancanegara melalui laut, sementara semua kegiatan wisata laut masih bercampur aksesnya dengan kegiatan peti kemas.
Selanjutnya Zona D, merupakan area komersial yang disebut dengan kawasan Pantai Marina yang dikelola oleh ASDP Kementerian BUMN. Pada zona ini akan dilakukan penyelarasan trotoar dengan desain yang sama di sepanjang Jalan Soekarno Hatta Bawah.
Penataan Zona E merupakan pengembangan dari kawasan wisata kuliner Kampung Ujung yang telah dibangun oleh Kementerian PUPR pada TA. 2017-2018 berupa deretan tenda untuk menjual makanan yang didesain berwarna putih dengan sistem knock-down. Pada kawasan ini wisatawan dapat menikmati beragam olahan seafood ditepi laut dengan tenda-tenda yang bisa menjadi spot untuk swafoto.
Untuk mendukung penataan Waterfront Labuan Bajo, Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga antara lain juga melakukan peningkatan jalan, penataan trotoar, dan drainase pada ruas Jalan Soekarno Hatta atas dan bawah, termasuk Jalan Pantai Pede. Di kawasan ini juga dilengkapi jalur pedestrian yang nyaman dengan desain artistik seperti pencahayaan (lighting) dan street furniture dengan konsep walking distance.
“Ini destinasi wisata premium, jadi hasil kerja harus artistik, craftmanship-nya. Mudah-mudahan pada Tahap II akan lebih baik mulai dari penataan lansekap, lighting dan lain-lainnya,” tutur Menteri Basuki menutup penjelasannya.
(tjo; foto dok