SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Bagi masyarakat Indonesia, Negara Timur Tengah khususnya Arab Saudi tidak asing lagi. Ratusan ribu warga negara Indonesia menunaikan haji belum lagi umroh yang setiap kali bisa dilakukan.
Di negara petrodolar ini juga tidak sedikit orang Indonesia yang bekerja bahkan ada yang bermukim tahunan di Mekah atau Madinah.
Tidak sedikit jamaah haji, umroh atau migran Indonesia yang apabila pulang ke Indoneaia membawa oleh-oleh berupa cinderamata atau yang lainnya. Namun bila ditelisik produk-produk yang mereka bawa itu kebanyakan buatan China. Misalnya sajadah, tasbih dan lainnya.
Inilah yang harusnya menjadi peluang Indonesia untuk lebih menjalin komunikasi dan kerja sama dengan Pemerintah Arab Saudi.
Secara umum, pola komunikasi orang Arab termasuk tipe komunikasi yang sangat ekspresif. Tipe ini memadukan bahasa verbal dengan nonverbal sekaligus, seperti berbicara dengan mimik, gerak tubuh (gesture), dan pendukung nonverbal lainnya untuk meyakinkan lawan bicaranya.
Meski pada umumnya warga Saudi beragama islam, tidak berarti cara dan etika mereka dalam berkomunikasi selalu santun. Sebagian dari mereka berkomunikasi berdasarkan budaya, sama seperti di Indonesia. Hal ini penting dipahami oleh orang-orang yang berziarah atau berkunjung ke Arab Saudi, baik untuk menunaikan ibadah haji atau umroh. Hal ini berguna untuk mengatasi kesalahpahaman dan konflik yang mungkin muncul saat berhubungan dengan orang arab.
Gaya komunikasi orang arab tidak berbicara apa adanya, kurang jelas, dan kurang langsung. Umumnya orang Arab Saudi suka berbicara berlebihan dan banyak basa-basi. Sebagai contoh, jika seorang arab Saudi bertemu dengan temannya utuk sekadar tanya kabar, tidak cukup dengan satu kali ungkapan, tapi berkali-kali agar tidak terjadi kesalahpahaman dan meyakinkan. Jadi yang semestinya kata “iya” berarti ya, bukan sebaliknya.
Masih banyak isyarat nonverbal khas Arab lainnya yang berbeda dengan isyarat nonverbal khas Indonesia. Sebagai contoh, sebagai pengganti kata-kata ”tunggu sebentar” ketika dipanggil atau sedang menyebrangi jalan (sementara kendaraan datang mendekat), orang Arab Saudi akan menguncupkan semua jari-jari tangannya dengan ujung-ujungnya menghadap ke atas.
Dengan belajar budaya komunikasi orang Arab tersebut secara langsung maupun tidak langsung dapat mengoptimalisasi kegiatan promosi melalui fasilitasi pertemuan antara pelaku usaha Indonesia dan calon pembeli potensial. Berminat untuk mempelejarinya wahai para eksportir?(*)
Penulis adalah: Pongki Nangolngolan. H (Pranata Humas Ahli Muda Kementerian Perdagangan RI)