SUARAINDONEWS.COM, Yogyakarta – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI, Nadiem Anwar Makarim berharap kurikulum pendidikan kedepannya dapat menumbuhkan rasa cinta pada kreasi, seni dan budaya. Hal tersebut disampaikan Nadiem Anwar Makarim saat menyambangi Padepokan Seni Bagong Kussudiardjo, di Yogyakarta, Senin (18/9/2023).
Beberapa topik didiskusikan dalam pertemuan itu, termasuk bagaimana Kemendikbudristek dapat memfasilitasi gagasan untuk pemajuan kebudayaan.
“Salah satu yang dibahas adalah bagaimana menginspirasi generasi muda, bahwa seni dan budaya bisa berperan dalam mengembangkan diri. Tidak hanya untuk menjadi pelaku seni semata, namun juga untuk menjadi manusia dengan berbagai kompetensi lainnya. “Saya ingin kurikulum kita ke depan mampu menumbuhkan rasa cinta pada kreasi, seni dan budaya,” ungkapnya.
Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk bersilaturahmi dengan Butet Kertaredjasa sekaligus menerima aspirasi pelaku seni dan budaya Yogyakarta.
“Saya bertemu pelaku seni dan budaya di padepokan Seni Bagong Kussudiardjo untuk menepati janji saya ke Mas Butet saat bertemu di anugerah peringatan Hari Pendididikan Nasional bulan Mei Lalu,” kata Mendibudristek.
Karya seni akan hidup lebih lama dan menginspirasi generasi berikutnya jika didokumentasikan dengan baik. Kemendikbudristek RI selama tiga tahun terakhir tengah membenahi sistem pendataan kebudayaan melalui Data Pokok Kebudayaan agar lebih mudah diakses dan memberikan manfaat lebih luas.
Nadiem juga mendorong pelaku seni dan budaya Yogyakarta untuk memanfaatkan Dana Indonesiana.
“Dana Indonesiana sebagai Merdeka Belajar episode Kedelapan Belas pun, memberikan anggaran untuk Kategori Dokumentasi Karya Pengetahuan Maestro,” lanjut Nadiem.
Ada dua kunci utama yang mendukung stabilitas pemajuan kebudayaan melalui Dana Indonesiana menurutnya.
Pertama, Dana Indonesiana tidak akan digunakan untuk kebutuhan lain di samping bidang kebudayaan dan akan diinvestasikan selamanya. Dengan skema dana abadi, Dana Indonesiana hanya dapat meningkat, tidak akan berkurang, dan mengurangi dampak fluktuatif dari anggaran negara untuk sektor kebudayaan.
Kedua, Dana Indonesiana dirancang khusus untuk sektor kebudayaan, sehingga hasil pengembangan Dana Indonesia bisa digunakan oleh pelaku seni dan budaya dengan lebih fleksibel dan lintas tahun.
Mendikbudristek juga mengajak para pelaku seni dan budaya untuk memanfaatkan berbagai program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, seperti Magang dan Studi Independen Bersertifikat dan Matching Fund.
Sejalan dengan hal itu, Butet Kertaradjasa mengatakan, padepokannya menggunakan kekuatan seni dalam proses pengembangannya. “Seni tidak hanya menciptakan seniman. Seni itu jika terkoneksi dengan seseorang dapat berpengaruh positif terhadap caranya menjalani kehidupan,” terang Butet.
Menurutnya, seni teater mengajarkan manusia untuk menghargai proses dalam kehidupan dan menghayati lakonnya. (Ahmad Djunaedi)