SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah menyampaikan revitalisasi pelatihan vokasi menjadi salah satu terobosan pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM).
Menaker Ida Fauziyah dalam keterangannya di Jakarta, Senin (16/10/2023), menyampaikan revitalisasi pelatihan vokasi memiliki tiga keunggulan. Pertama, memiliki durasi waktu lebih singkat dibandingkan pendidikan formal.
Kedua, pelatihan vokasi berbasis demand driven (sesuai dengan kebutuhan industri). Ketiga, inklusivitas pelatihan vokasi menjangkau semua kalangan dan mampu dikombinasikan dengan program jaring pengaman sosial lainnya.
“Tiga keunggulan tersebut dapat menjadi solusi bagi angkatan kerja Indonesia yang masih didominasi lulusan SD-SMP,” katanya dalam peresmian Gedung Vokasi Kemnaker di Jalan Jenderal Gatot Subroto Kaveling 44, Jakarta Selatan, Minggu (15/10/2023).
Ia menambahkan revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi sesuai dengan langkah Pemerintah yang menerbitkan Perpres Nomor 68 Tahun 2022, yang bertujuan untuk mewujudkan SDM Unggul menuju Indonesia Emas 2045
“Perpres ini bertujuan meningkatkan akses, mutu, dan relevansi penyelenggaraan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi sesuai dengan kebutuhan pasar kerja,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Ida mengatakan Gedung Vokasi Kemnaker diharapkan dapat memudahkan pelayanan bagi masyarakat dan pemangku kepentingan. Gedung Vokasi ini akan digunakan oleh Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas.
“Dengan adanya gedung vokasi ini diharapkan harapan terkait program pelatihan vokasi akan semakin mudah diakses oleh seluruh masyarakat dan juga pemangku kepentingan, ” katanya.
Sebelumnya, Ida Fauziyah menekankan pendidikan dan pelatihan vokasi harus mampu menjawab kebutuhan pasar kerja demi menyambut bonus demografi.
“Jumlah penduduk usia produktif melimpah, agar bisa masuk di pasar kerja perlu disiapkan kompetensinya, pendidikan ataupun pelatihan vokasi harus bisa menjawab kebutuhan pasar kerja yang sangat dinamis,” ujar Ida Fauziyah.
Menurutnya, selama ini terjadi ketidaksesuaian keluaran dari pendidikan ataupun pelatihan, sehingga tidak bisa menjawab kebutuhan pasar kerja. “Dengan revitalisasi ini kita harapkan keluaran dari pendidikan atau pelatihan vokasi bisa menjawab kebutuhan kerja,” ucapnya.
(ANT/AM)