SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Sebanyak 2.400 guru dari berbagai jenjang di wilayah kepulauan Maluku mengikuti lokakarya “Pekan Serial Pembelajaran Inovatif Kurikulum Merdeka Bersama Komunitas Belajar bagi Guru di Wilayah 3T Maluku”, pada tanggal 11-13 Oktober 2023 di GOR KARS Kota Tual, Provinsi Maluku.
Lokakarya diselenggarakan atas kerja sama komunitas Kami Pengajar bersama dengan Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (BKHM Kemendikbudristek).
Turut menyampaikan materi melalui telekonferensi, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Nunuk Suryani mengungkapkan apresiasi setinggi-tingginya atas upaya komunitas belajar yang dibentuk para guru di Provinsi Maluku sehingga dapat ikut melakukan penguatan pemahaman terhadap Kurikulum Merdeka.
“Kita ingin guru-guru kita memiliki budaya dan semangat belajar dan berbagi, baik melalui komunitas maupun secara mandiri dengan memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar, sehingga mimpi kita untuk kemajuan pendidikan di Indonesia dapat tercapai,” kata Dirjen GTK Nunuk Suryani dalam keterangannya dikutip di Jakarta, Sabtu (14/10/2023).
Adanya keterbatasan sumber daya, logistik, dan juga biaya untuk dapat menghadirkan pelatihan yang merata di seluruh Indonesia menjadi tantangan peningkatan kapasitas guru oleh pemerintah. Namun, dengan dukungan teknologi, Kemendikbudristek menghadirkan alat bantu yang dapat mendekatkan para guru dengan sumber belajar dan memberi kemudahan untuk membentuk komunitas belajar dengan sejawatnya.
“Kami membayangkan bahwa kalau semua guru di Indonesia memiliki kesempatan belajar yang sama melalui Platform Merdeka Mengajar, maka pendidikan kita akan jauh lebih maju karena para guru terus belajar dan beradaptasi untuk memberikan pembelajaran yang terbaik kepada murid-muridnya,” kata Nunuk.
Dirjen GTK optimistis, ketika semakin banyak guru yang mendapatkan peningkatan kompetensi, maka akan semakin banyak murid di seluruh Indonesia yang senang belajar. “Ketika hal seperti ini terus terjadi dengan konsisten, maka pada akhirnya kita bisa menyetarakan pendidikan di seluruh nusantara. Inilah sesungguhnya tujuan akhir dari guru dan tenaga kependidikan yang berdaya dan berkarya dalam pembelajaran,” ujar Nunuk.
Dalam diskusi dengan peserta, Nunuk mengapresiasi semangat guru-guru di wilayah terdepan dan terluar seperti di Kepulauan Maluku yang terus semangat memberikan pelayanan terbaik kepada muridnya dengan segala keterbatasan. Kemendikbudristek saat ini tengah menyiapkan paket pembelajaran melalui Platform Merdeka Mengajar yang dapat dimanfaatkan para guru secara luring (offline). Sehingga keterbatasan akses internet tidak menjadi kendala bagi para guru-guru, seperti para peserta lokakarya yang berada di kepulauan Maluku, untuk terus belajar, berkarya, dan berkolaborasi untuk meningkatkan kapasitasnya.
“Saat ini Ditjen GTK sedang mengembangkan Awan Penggerak. Jadi, nanti akan ada versi offline Platform Merdeka Mengajar. Nanti ibu dan para guru lain yang sekolahnya di daerah yang tidak ada jaringan internet dapat menggunakan Awan Penggerak ini melalui chromebook yang sudah diterima,” jelas Nunuk.
Kemendikbudristek, kata Nunuk, akan terus mengembangkan Platform Merdeka Mengajar, tidak hanya sebagai platform konten pembelajaran, tetapi juga sebagai ekosistem untuk peningkatan kualitas guru yang juga berkesinambungan dengan peningkatan karir profesional sebagai seorang guru. “Selain itu, yang tak kalah krusial, kita akan terus memperkaya konten-konten yang dibutuhkan guru dalam mengajar dan mendorong guru dan komunitas belajar guru agar memiliki semangat belajar dan berbagi,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Tual, Mudasir Tamher, yang membacakan sambutan Wali Kota Tual menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Tual memberikan dukungan penuh untuk setiap program Kemendikbudristek, baik Program Guru Penggerak, Sekolah Penggerak, dan berbagai program lainnya melalui Apresiasi bagi Guru di Kota Tual.
“Pada kesempatan ini saya mengajak seluruh kalangan pendidikan untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar dan terus berinovasi, melakukan percepatan dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita agar semakin baik dan merata guna mengantarkan anak-anak kita dalam menghadapi perkembangan zaman yang sangat pesat sekarang ini,” tutur Kadisdikbud Kota Tual.
Ketua Pelaksana lokakarya, Natalia Rengiar mengungkapkan para peserta lokakarya adalah guru dan kepala PAUD, TK, SD, SMP, SMA dari Kota Tual, Kabupaten Maluku Tenggara, dan Kabupaten Kepulauan Aru. “Lokakarya ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyelenggarakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan, penyusunan modul ajar dan projek, serta pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka,” jelasnya.
Selama tiga hari, peserta lokakarya mendapatkan materi dari berbagai narasumber, antara lain 1) Peran Penting Gerak Bersama dalam Komunitas untuk Meningkatkan Kompetensi Guru oleh Staf Khusus Mendikbudristek bidang Komunikasi dan Media, Muhamad Heikal; 2) Optimalisasi Komunitas Belajar dalam Memberdayakan dan Mengembangkan Potensi Guru oleh Tenaga Ahli Staf Khusus, Ainun Chomsun; 3) Diseminasi Merdeka Belajar episode ke-25: Pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK Satuan Pendidikan oleh Tim dari Pusat Penguatan Karakter; 4) Kurikulum yang Memerdekakan dengan Pembelajaran Inovatif oleh Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar), Zulfikri Anas; 5) Perubahan Paradigma Pembelajaran dan Berdiferensiasi untuk Pembelajaran Menyenangkan oleh Tim Kontributor Penyusunan Modul Ajar, Modul Projek, dan Asesmen dari Direktorat SD, Yusuf Kurniawan. Pada hari ketiga, peserta diajak untuk melakukan praktik menyusun modul projek sesuai potensi lokal daerah, serta strategi peningkatan literasi dan numerasi murid sebagai tindak lanjut modul pembelajaran di Platform Merdeka Mengajar.
Natalia mengatakan lokakarya kali ini menjadi momentum untuk menginspirasi dan mendorong guru-guru Maluku untuk terus memiliki inovasi, belajar dari berbagai sumber, memiliki keinginan keluar dari zona nyaman, sehingga akan menjadi salah satu motor kemajuan pendidikan. “Dimulai dari kelas, kemudian ditularkan kepada guru yang lain, sehingga ketika seorang guru telah mampu menjadi mentor yang baik bagi muridnya dengan memahami kebutuhan muridnya dan mampu bersinergi dengan lingkungannya, maka ia sudah menjadi ujung tombak kemajuan pendidikan,” pungkasnya. (Akhirudin)